Thursday, February 11, 2010

The "Doubting" Thomas

Tomas kita kenal sebagai "si peragu" karena sikapnya ketika mendengar tentang kebangkitan Yesus. Dari 11 murid Yesus (12 orang minus Yudas), Tomas adalah satu-satunya yang berkata "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya" (Yoh 20:25).

Nama Tomas di dalam Alkitab hanya muncul ketika Alkitab menyebutkan serentetan nama-nama murid Yesus, kecuali di dalam tiga kisah: Pertama, di dalam kisah ini. Kedua, di dalam Yoh 14:5 yaitu ketika Yesus berkata "...ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ" dan dia langsung menjawab "Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Tidak heran nama Tomas selalu dikaitkan dengan sikap keragu-raguannya.

Tetapi kita tidak adil terhadap Tomas jika kita tidak memperhitungkan kisah ketiga yaitu di dalam Yoh 11:16. Pada waktu itu keadaan sudah menjadi sangat berbahaya bagi Yesus. Permusuhan dengan para pemimpin Yahudi, sudah mencapai puncaknya dan mereka berusaha membunuh Dia. Beberapa waktu sebelumnya, orang-orang Yahudi hampir melempari Yesus dengan batu. Dan sekarang karena kematian Lazarus, Yesus ingin kembali ke daerah itu. Lalu Tomas berkata kepada murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia" (Yoh 11:16).

Bagi mereka yang melihat Tomas hanya sebagai "si peragu", maka kalimat di atas terdengar seperti ungkapan sinis, "ya ayolah... mati ya mati deh" atau "ya udah lah nasib... punya guru yang ngajakin bunuh diri".

Tapi mungkinkah kalimat dia justru menunjukkan betapa berani dan setianya dia kepada Yesus? Dia mungkin tidak mengerti sepenuhnya mengapa Yesus mau dan berani pergi lagi ke daerah konflik, daerah yang berbahaya, tetapi ketika murid-murid lain ragu-ragu, dia langsung berkata "mari kita pergi dan ikut mati bersama Yesus".

Mana yang betul? Kita mungkin tidak akan pernah tahu.