Monday, January 31, 2011

By Searching - Isobel Kuhn

Saya baru saja selesai membaca buku ini. Kesaksian seorang wanita dari awal abad 20 yang dibesarkan dalam keluarga Kristen, meninggalkan Tuhan menjadi atheis dan kembali kepada Tuhan, dan akhirnya menjadi misionaris di antara suku Lisu di provinsi Yunnan, China.

Isobel menulis dengan sangat menarik, sederhana dan jujur. Apa yang dia ceritakan adalah pengalaman sehari-hari, dia seorang muda biasa dengan ketakutan waktu melayani, kesadaran akan keterbatasannya, kekhawatiran akan masalah keuangan, kesukaan dengan hal-hal yang ceria, dan sebagainya. Tapi yang juga sangat mengesankan bagi saya adalah bagaimana hubungannya dengan Tuhan. Tidak ada yang terlalu 'istimewa', tidak ada mukjizat yang luar biasa - laut terbelah, guntur menggelegar setiap kali berdoa, orang mati dibangkitkan - tetapi dia mencari Tuhan dengan sepenuh hati dan Tuhan membimbing dia dengan caraNya yang lembut.

Satu lagi yang luar biasa, dia dikelilingi dan menemukan banyak orang saleh di dalam hidupnya. Orang-orang yang hatinya untuk Tuhan, berdoa dengan sungguh kepada Tuhan, mau menolong walaupun tidak punya uang, beriman kepada Tuhan, dan orang-orang seperti itu mewarnai hidupnya. Dia sendiri akhirnya juga menjadi orang yang seperti demikian.

Membaca kisahnya membuat saya 'kepengen', mungkin lebih tepatnya 'iri', untuk menemukan hal yang sama. Saya ingin bisa seperti itu salehnya. Dan saya ingin bisa menemukan lebih banyak orang-orang yang seperti itu salehnya di sekeliling saya. Istri saya menularkan kerinduan ini kepada saya. Dia berkata dia ingin GKY Singapore bukan hanya dipenuhi orang-orang baik tapi juga orang-orang saleh. Saya juga menginginkan itu, baik untuk saya sendiri dan istri, maupun juga banyak jemaat di GKY Singapore. Sudah beberapa hari ini - dan entah sampai kapan - ini menjadi pokok doa saya.

Isobel Kuhn mengakhiri buku ini dengan kisah keberangkatannya menjadi misionaris di China di tahun 1928. Pada waktu ia bertangis-tangisan dengan orang-orang yang selama itu dia layani, di atas kapal yang akan membawanya ke China itu dia berdoa, "Tuhan, berikan aku satu kata terakhir yang tidak akan mereka lupakan". Dan kemudian dia berteriak kepada mereka yang mengantarnya, "Let us go on!" Dia berkata terang surgawi muncul pada sebagian muka mereka di antara tangisan duniawi, dan di tengah jalan dia menerima telegram dari mereka: "We will go on!"

Terakhir dia mengingatkan kita: So - let us go on - SEARCHING. Mencari Tuhan, menjelajahi kebesaran Tuhan, mencari kehendakNya, mengenal kasihNya dan mengikuti langkahNya.
Let us go on!

Monday, January 17, 2011

Study Bibles

Seringkali saya mendengar orang Kristen mengeluhkan sulitnya mengerti Alkitab. Bagi saya, keluhan itu adalah a good sign from a good will bahwa kita membaca Alkitab dan mau mengertinya.

Tapi mari jangan berhenti di mengeluh. Ada banyak sekali alat bantu yang tersedia untuk menolong kita mengerti Alkitab. Salah satu alat bantu dasar yang saya sarankan adalah Study Bible. Why?

1. Study Bible berarti satu buku yang berisi Alkitab lengkap versi tertentu (bagi yang tidak akrab dengan Alkitab bahasa Inggris: Alkitab dalam bahasa Inggris tidak seperti Alkitab Indonesia yang hanya ada 1 versi formal dan 1 versi bahasa sehari-hari, tapi ada banyak versi terjemahan dan masing2 punya karakteristiknya sendiri) dengan keterangan mengenai latar belakang, arti dan juga kadang penerapannya. Semua itu menolong kita untuk menangkap apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dimaksudkan oleh bagian tertentu. Sekarang ini Study Bible bahkan diperlengkapi dengan banyak gambar, peta, diagram, untuk menolong kita lebih mudah mempelajari Alkitab.

2. Beberapa Study Bible ditulis oleh para teolog yang sangat baik (1 Study Bible bisa ditulis oleh puluhan teolog). Sekalipun mereka mempunyai posisi teologi masing2, tetapi di dalam menuliskan Study Bible mereka biasanya menjaga "netralitas", dalam arti mereka tetap berusaha memberikan berbagai sudut pandang yang berbeda. Ini akan sangat menolong kita merenungkan Alkitab dan mempelajarinya lebih jauh.

Ada banyak Study Bible dan bisa membingungkan jika kita sama sekali tidak tahu mana yang harus dibeli. Di bawah ini adalah beberapa Study Bible yang saya sarankan untuk dilihat dan dipertimbangkan untuk dibeli. Saya tidak bisa memberikan review yang lengkap karena saya sendiri hanya pernah memakai NIV Study Bible. ESV Study Bible dan NIV Life Application Study Bible, hanya sempat saya lihat2 dan baca review-nya dari banyak orang. Tapi melihat para penulisnya, versi Alkitabnya, tujuan penulisannya, dan juga review2nya, saya memutuskan yang tiga ini "aman" dan baik untuk dibeli.



English Standard Version adalah terjemahan Alkitab yang sangat baik. Dan Study Bible ini dibuat berdasarkan ESV. Isinya sendiri dipuji oleh banyak kalangan dan karena mutu artikel2nya dianggap sebagai Study Bible terbaik saat ini.




Study Bible ini berdasarkan terjemahan New International Version, yang sangat populer di kalangan Injili. Study Bible ini sangat baik karena memberikan banyak artikel yang mengkaitkan isi Alkitab dengan penerapan sehari-hari sehingga menolong kita merenungkan Alkitab.



NIV Study Bible adalah Study Bible yang sangat populer di Indonesia, khususnya di kalangan kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab mahasiswa sejak tahun 1980-an. Isinya cenderung standard dalam arti tidak memberikan banyak posisi teologis dan juga penerapan, tetapi lebih kepada arti dan latar belakang. Versi yang sekarang tersedia adalah versi yang sudah updated.

Masing2 Study Bible di atas tersedia dalam berbagai ukuran dan juga jenis cover dengan harga yang juga sangat berbeda. Untuk ukuran dan cover yang sejenis, mungkin NIV Study Bible paling murah, diikuti tidak jauh oleh NIV Life Application Study Bible. ESV Study Bible adalah yang paling mahal saat ini, untuk yang hardcover ukuran sedang di Singapore bisa didapatkan sekitar $60 (Rp.420.000).
Selamat melihat-lihat dan memilih :-) Selamat belajar Alkitab!

Sunday, January 02, 2011

2011

Memasuki tahun 2011, saya sudah membuat perencanaan untuk berbagai hal: rencana pembagian waktu antara pelayanan dan studi, rencana topik khotbah di GKY Singapore, rencana mengembangkan pelayanan di GKY Singapore, rencana liburan, rencana membaca tafsiran Perjanjian Baru, rencana keuangan, bahkan rencana menghadapi berbagai masalah yang mungkin timbul dan sebagainya. Tapi sambil membuat semua perencanaan itu saya tahu realitanya nanti pasti akan tidak sesuai dengan rencana. Hidup tidak pernah terlalu rapi sehingga semua bisa diatur seperti itu. Pasti akan ada banyak penyesuaian dan perubahan sambil waktu berjalan.

Maka saya sadar justru perencanaan paling penting, yang belum terlalu saya pikirkan, adalah perencanaan kerohanian. Saya perlu merencanakan bagaimana bertumbuh, mengatur 'strategi' bagaimana saya menghadapi setan dan kuasanya, memikirkan bagaimana saya akan menjaga 'awareness' saya akan realita rohani, menjaga hati saya dari kepahitan dan tawar hati. Saya harus merencanakan bagaimana makin seperti Yesus. Semua boleh berjalan sesuai rencana tapi kalau saya tidak bertumbuh, kalau saya menjadi tawar hati, kalau saya lupa Tuhan, semua akan percuma.

Seperti tahun-tahun sebelumnya dalam hidup saya, tidak mungkin saya berjalan tanpa anugrah Tuhan. Kiranya di tengah badai apapun Tuhan mengingatkan saya akan satu hal yang sangat penting, bahwa saya adalah orang yang sudah dibaptis. Air baptisan yang pernah mengalir di atas kepala dan dahi saya adalah tanda meterai dari Tuhan bahwa saya adalah anak Tuhan dan kasih karunia Tuhan sudah dicurahkan kepada saya. Dan saya percaya Tuhan tidak pernah ingkar.

May the Lord lead me all the way throughout 2011!