Thursday, October 25, 2012

Hakim-hakim 17-21

Saya baru selesai membaca Hakim-hakim 17-21. Apa yang saya baca disana membuat perasaan saya campur aduk.

Di dalam lima pasal itu, kita menemukan betapa besarnya kejahatan manusia dan betapa ngerinya kehidupan umat Tuhan yang sudah menyeleweng. Dan keadaan itu berkali-kali ditekankan oleh penulis Hakim-hakim sebagai: “In those days Israel had no king; everyone did as he saw fit”. 

Pasal 17 bercerita tentang seorang bernama Mikha yang membuat baginya berhala (bukan satu tapi banyak!). Seorang Lewi yang kebetulan lewat di situ diangkat menjadi imam untuk keluarganya. Bayangkan seorang Lewi! Dia mengembara mungkin karena tidak ada lagi pekerjaan dan uang karena Israel tidak mentaati perintah Tuhan. Dan dia mau menjadi imam dari berhala. Dan motivasinya jelas adalah uang, karena ketika ada tawaran lebih baik dia pindah.

Pasal 18 bercerita tentang suku Dan yang juga mengembara mencari tanah. Mereka sudah diberikan tanah oleh Tuhan tapi mereka tidak mampu (atau tidak mau, atau tidak bergantung pada Tuhan) untuk merebutnya. Maka mereka pergi mencari tanah lain, Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan kuil berhala dan orang Lewi yang menjadi imam keluarga Mikha ini. Mereka mengambil semua berhala di situ dan menawarkan pekerjaan kepada orang Lewi itu. Satu suku sepakat menyembah berhala! Dan Mikha sendiri frustasi karena allahnya, yang tidak bisa melindungi diri sendiri itu, diambil dan membuat dia kehilangan perlindungan. Ironis bukan!?

Pasal 19 bercerita tentang seorang Lewi yang menjemput gundiknya. Di tengah perjalanan dia menginap di Gibea, salah satu kota Israel. Malam itu penduduk kota itu menggedor rumah itu dan ingin memperkosa dia. Praktek homoseksual sangat luas dilakukan orang Kanaan dan orang Israel juga melakukannya. Orang ini, dengan sangat kejam, menyeret gundiknya keluar sebagai ganti dirinya untuk diperkosa. Dan semalaman wanita malang itu dipermainkan dan diperkosa oleh mereka. Pagi harinya dia menemukan gundiknya sudah mati. Dan dia memutilasi gundiknya, memotongnya menjadi 12 bagian dan dikirimkan ke daerah Israel sebagai panggilan membangkitkan kemarahan akan betapa jahatnya Gibea (ironis, karena dia sendiri sangat jahat!).

Pasal 20 menceritakan bagaimana seluruh Israel berkumpul untuk menghukum Gibea. Tapi karena Gibea adalah bagian dari suku Benyamin, maka suku Benyamin membelanya. Dan perang saudara terjadi. Puluhan ribu orang mati, dan dari suku Benyamin hanya tersisa 600 orang laki-laki saja. Semua wanita (dan anak-anak?) sudah dibunuh oleh Israel. Betapa kejamnya!

Pasal 21 menceritakan bahwa orang Israel menangis. Mereka menyesal bahwa orang Benyamin hanya sisa 600 orang pria. Dan mereka sudah bersumpah untuk tidak memberikan anak perempuan mereka kepada orang Benyamin. Maka bagaimana Benyamin bisa bertahan? Jalan keluarnya: (1) Orang-orang Yabesh-Gilead (bagian dari Israel) yang tidak ikut berperang dibunuh semuanya, laki-laki atau perempuan, hanya yang masih gadis yang tidak dibunuh. Mereka dibawa untuk dikawinkan dengan orang Benyamin. (2) Ketika ada perayaan di Silo (juga bagian dari Israel), orang-orang Benyamin atas restu suku Israel lain, menculik perempuan-perempuan Silo yang menari-nari dan memaksa mereka menjadi istri.

Saya tertegun membaca rentetan kisah-kisah itu. Betapa mengerikannya! Beginikah hidup umat Tuhan?

Dua hal yang membuat kisah-kisah ini lebih ironis lagi: Pertama, sepanjang lima pasal ini berkali-kali nama Yahweh (LAI: TUHAN) disebut. Mereka tahu TUHAN, mereka tahu Allah, mereka tahu mereka adalah orang Israel yang adalah umat Tuhan. Tapi betapa mereka sudah tidak mengenal Tuhan!

Kedua, orang Lewi yang menjadi imam berhala untuk keluarga Mikha dan kemudian menjadi imam berhala suku Dan, adalah: Yonatan bin Gersom bin Musa (18:30). Dia adalah cucu dari Musa!!! Beberapa ahli Taurat, penyalin Kitab Suci, belakangan mengubah nama Musa menjadi Manasye. Mungkin saking hormatnya kepada Musa, mereka tidak ingin nama Musa menjadi rusak. Tapi jelas salinan yang lebih lama menuliskan “Musa”. Dan sangat besar kemungkinan yang dimaksud adalah MUSA yang itu dan bukan Musa yang lain yang tidak dikenal. Baru sampai generasi cucunya Musa, mereka sudah begitu jauh dari Tuhan.

Tidak ada raja, tidak ada pemimpin, tidak ada gembala, berarti tidak ada aturan sosial, tidak ada yang mengajarkan kebenaran, tidak ada yang berotoritas untuk menegur. Dan hasilnya: “Everyone did as he saw fit”. Betapa mengerikannya hidup tanpa takut akan Tuhan.

Kita punya semuanya hari ini, ada raja, ada pemimpin, ada gembala, ada gereja, ada Alkitab, ada khotbah, dll, dll, tapi apakah kita jauh lebih baik dari mereka? Kita tahu kita orang Kristen, kita tahu Tuhan, kita punya Alkitab di rumah, tapi betulkah kita takut akan Tuhan? Ohh… mohon Tuhan mengasihani kita!

Tuesday, October 16, 2012

Setan = Malaikat Musik?

Sebelum ini saya sudah dua kali menulis tentang Setan di sini dan di sini yang dikaitkan dengan Yesaya 14 dan Yehezkiel 28. Tulisan kali ini, sedikit banyak ada hubungannya dengan dua tulisan tersebut.

Sejak saya kecil, saya mendengar bahwa setan dulunya adalah malaikat musik. Dan karena dia sangat sombong akhirnya dia pun dihukum Tuhan dan menjadi setan.

Pernahkah anda berpikir darimana konsep itu? Konsep ini sangat bergantung pada pengertian bahwa Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 bicara tentang iblis. Sebuah tafsiran yang sangat spekulatif. Tapi darimana konsep bahwa dia adalah malaikat musik? Sebetulnya ini lebih spekulatif lagi. Perhatikan Yeh. 28:13 di bawah ini:

Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. (ITB)

You were in Eden, the garden of God; every precious stone adorned you: carnelian, chrysolite and emerald, topaz, onyx and jasper, lapis lazuli, turquoise and beryl. Your settings and mountings were made of gold; on the day you were created they were prepared. (NIV)

You were in Eden, the garden of God; every precious stone was your covering, carnelian, chrysolite, and moonstone, beryl, onyx, and jasper, sapphire, turquoise, and emerald; and worked in gold were your settings and your engravings. On the day that you were created they were prepared. (NRSV)

Bisa tebak darimana?? Betul, tidak kelihatan! Perhatikan sekarang terjemahan King James Version:

Thou hast been in Eden the garden of God; every precious stone was thy covering, the sardius, topaz, and the diamond, the beryl, the onyx, and the jasper, the sapphire, the emerald, and the carbuncle, and gold: the workmanship of thy tabrets and of thy pipes was prepared in thee in the day that thou wast created. (KJV)

Perhatikan yang di-bold. “Tabrets” adalah tamborin, dan “pipes” adalah alat musik tiup. Dikatakan bahwa dari hari diciptakannya, “tabrets” dan “pipes” itu dipersiapkan di dalam dia.

Leslie C. Allen di dalam WBC mengatakan: “These two nouns are of uncertain meaning. A possibility for the second is metal cavities or setting for jewels… If so, the earlier term has a similar sense”. Dua kata benda itu tidak bisa dipastikan artinya. Kemungkinan kata yang kedua (pipes) adalah tempat tatahan perhiasan. Dan jika demikian, maka kata yang pertama pasti juga punya arti yang serupa.

Itulah sebabnya setahu saya tidak ada terjemahan Alkitab lain yang menterjemahkan seperti King James Version itu (bandingkan dengan terjemahan yang saya kutip di atas: bahasa Indonesia terjemahan baru, NIV dan NRSV). Demikian pula penafsir2 Alkitab juga setuju bahwa terjemahan King James Version tidak tepat.

Alasan kedua adalah dari Yes 14:11:

Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu."  (ITB)

All your pomp has been brought down to the grave, along with the noise of your harps; maggots are spread out beneath you and worms cover you. (NIV)

Thy pomp is brought down to the grave, and the noise of thy viols: the worm is spread under thee, and the worms cover thee. (KJV)

Argumen yang dikemukakan adalah bahwa Setan ada bunyi gambus-gambus atau “harps” (NIV) atau “viols” (KJV). Dan artinya dia adalah malaikat musik!

Istilah “kemegahan” atau “pomp” menggambarkan sesuatu kemuliaan seperti bagi seorang raja. Dan bunyi2an musik juga adalah gambaran kemuliaan seorang raja. Kemegahan itulah yang diturunkan sampai ke dunia orang mati.

Maka tafsiran bahwa Setan dulunya adalah malaikat musik didasarkan pada asumsi bahwa Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 bicara tentang setan. Spekulatif. Tetapi, kalaupun benar bahwa dua bagian itu bicara tentang setan (saya tidak percaya itu), bagaimana mungkin hanya dengan dua ayat itu menafsirkan bahwa setan adalah malaikat musik???

Maka kalau tafsiran bahwa Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 bicara tentang setan itu spekulatif, tafsiran bahwa setan adalah malaikat musik itu super spekulatif!

Tuesday, October 09, 2012

Setan = Lucifer? (Bagian 2)

Supaya adil dengan tulisan saya sebelum ini disini, berikut ini adalah pandangan dari Walter Kaiser di dalam Hard Sayings of the Bible, dimana dia membuka kemungkinan untuk menafsirkan Yesaya 14:12 sebagai bagian yang bicara tentang setan.

Saya terjemahkan:

Maka apakah cerita ini menunjuk pada raja Babel dalam istilah-istilah hiperbolis, atau menunjuk pada setan? Secara normal, peraturan penafsiran yang baik menuntut supaya kita hanya menempatkan satu penafsiran untuk setiap bagian; kalau tidak teks itu akan menimbulkan kebingungan. 

Tetapi, dalam situasi ini, sang nabi menggunakan cara yang sering ditemukan dalam teks nubuatan: dia menghubungkan nubuatan dekat dan jauh di bawah satu makna, atau arti, karena keduanya, sekalipun terpisah secara tempat dan waktu, adalah bagian yang saling melengkapi.

Yesaya melihat raja Babel memiliki kesombongan dan kebanggaan sangat besar yang memuakkan. Dalam mengembangkan aspirasi-aspirasi yang melampaui kedudukan dan kemampuannya, Yesaya memparalelkan raja Babel dengan pencapaiannya sendiri yang dilebih-lebihkan dengan Setan.

Sebagaimana ada garis mesianik yang panjang di Perjanjian lama, dan setiap orang yang termasuk dalam garis itu adalah manifestasi dari Yang Akan Datang (tetapi bukan Dia), demikian pula ada garis anti-mesianik dari raja-raja di dalam garis anti Kristus dan Setan. Raja Babel adalah salah satu dari garis panjang raja-raja dunia yang berdiri melawan Allah dan semua ketetapanNya.

Ini menjelaskan bahasa hiperbolis disini, yang walaupun benar dalam arti terbatas untuk raja Babel, tapi terutama menunjuk pada dia yang akan menjadi puncak dari garis kejahatan ini yaitu garis raja-raja yang sombong. 

Dalam arti ini, makna bagian ini adalah tunggal, bukan ganda atau banyak. Karena bagian-bagiannya adalah bagian dari keseluruhan dan memiliki tanda-tanda dari keseluruhannya, maka mereka adalah satu bagian. 

Seperti raja Babel menginginkan kesejajaran dengan Allah, keinginan setan untuk menyaingi otoritas Allah menyebabkan kejatuhannya. Semua ini adalah model dari anti-Kristus, yang akan meniru setan, dan korban penipuan dalam sejarah, raja Babel, dalam kehausan akan kuasa. 

Penghubungan serupa akan jarak yang dekat dan jauh ini muncul di Yehezkiel 28, dimana nubuat mengenai raja Tirus menggunakan bahasa hiperbolis yang sama (Yeh. 28:11-19). Dengan cara yang serupa, nabi Daniel memprediksikan kedatangan Antiochus Epiphanes (Dan. 11:29-35); di tengah-tengah bagian ini, dia meloncat jauh dalam ay.35 untuk menghubungkan Antiochus Epiphanes dengan anti-Kristus di akhir zaman, karena mereka punya banyak keserupaan sebagai anggota garis anti-Mesias. 

Maka cara bernubuat ini didukung di dalam Perjanjian Lama dan tidak seharusnya menimbulkan perhatian khusus kita.

Saya menghormati Walter Kaiser, tapi menurut saya di dalam bagian ini apa yang dia tulis tidak memiliki dasar yang kuat. 

Saya setuju bahwa para nabi suka menghubungkan dekat dan jauh di dalam satu nubuatan. Tapi harus ada dasar yang cukup untuk kita memutuskan bahwa di bagian itu nabi itu menggunakan cara demikian. Kalau tidak ada dasar, paling banyak kita hanya bisa berspekulasi.

Misalnya: Kerajaan Daud dikatakan tidak akan pernah berakhir selama-lamanya (2 Sam. 7:16). Kita tahu ‘yang jauh’ itu menunjuk pada kerajaan Mesias, sesuatu yang masih jauh di depan. Mengapa? Ada dasarnya! Yesaya 9 menubuatkan kelahiran seorang Putera yang disebutkan Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa… dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaanNya… (Yes 9:5-6). Kalimat-kalimat penegasan seperti ini entah berapa sering diulang dalam Perjanjian Lama. Sampai akhirnya di dalam Injil, Yesus disebut Anak Daud.

Tapi dimana dasarnya untuk mengatakan Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 bukan saja sedang bicara yang dekat, tentang Raja Babel dan Raja Tirus, tapi juga bicara yang jauh yaitu tentang setan? Lagipula, kalau ini bicara tentang setan, khususnya di Yehezkiel, dia bukan bicara sesuatu yang jauh di depan tapi jauh di belakang tentang penciptaan setan? Prinsip yang dibicarakan oleh Walter Kaiser adalah nabi melihat yang dekat (sekarang) dan mencampurkannya dengan yang jauh (nanti). Tapi di Yesaya 14 dan Yehezkiel 28, yang dekat adalah raja Babel dan raja Tirus, lalu yang jauhnya bukan "nanti" tapi "dulu".

Perhatikan keanehan dalam Yehezkiel. Yang menyebabkan orang berpikir ini bicara tentang setan adalah Yeh 28:12-15, bahwa ia diciptakan dengan sempurna, indah, di taman Eden, tempatnya dekat kerub, dan sebagainya. Tapi perhatikan ay. 16: “Dengan dagangmu yang besar, engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Ku buangkan engkau…” Kapan setan dibuang? Jelas jauh sekali di belakang (paling tidak di Kej 3 sudah terjadi). Bagaimana Kaiser bisa mengatakan, ini bicara tentang yang dekat (raja Tirus) dan yang jauh di depan (setan)?  Lalu setan jatuh karena dagang yang besar penuh kekerasan? Ini tidak mungkin tidak menunjuk pada raja Tirus dan bukan setan.

Satu lagi, dia mengutip contoh nubuatan Daniel tentang Antiochus Epiphanes (yang dekat) yang kemudian dikaitkan dengan anti-Kristus di akhir zaman (yang jauh). Tapi saya sama sekali tidak menemukan mengapa dia bisa berpikir demikian. Coba saja teliti Dan 11:29-35 dan anda akan mengerti maksud saya.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa tidak ada dasar untuk menghubungkan Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 dengan setan. Mungkinkah apa yang dikatakan Yesaya dan Yekezkiel tentang raja Babel dan Tirus adalah sama dengan apa yang sudah dan akan terjadi terhadap setan? Mungkin. Tapi bagian ini tidak mengkaitkannya, atau paling tidak, tidak ada bagian lain Alkitab yang mendukung untuk kita mengkonfirmasi bahwa Yesaya dan Yehezkiel bermaksud bicara tentang setan. Dan tidak seharusnya kita, tanpa dasar, mengatakan bagian ini atau itu bicara tentang yang jauh di depan. 

Kembali kepada judul tulisan ini, apakah Lucifer (Bintang Timur) adalah Setan? Sebaiknya, paling banyak kita mengatakan, ini hanya ‘kemungkinan’ atau ‘spekulasi’. Saya mungkin salah, tapi saya pribadi tidak melihat ada dasarnya.