Saturday, August 09, 2014

Happy Friendship Day!

Tidak banyak yang tahu tepat 10 hari yang lalu adalah “International Friendship Day”. No problem, tokh kita juga nggak pernah ngerayain :-) Cuma ingin pakai kesempatan untuk menulis tentang “Friendship”!
 
Salah satu cara Allah menopang kehidupan kita adalah melalui kasih yang Dia nyatakan melalui orang-orang di sekitar kita. Kita bisa lahir dan bertumbuh besar karena ada orang yang mengasihi kita. Kita bisa menjadi seperti sekarang adalah karena ada orang yang mengasihi kita. Artinya selalu ada jejak-jejak kasih Allah yang bisa kita lihat melalui orang-orang di sekitar kita.

Tetapi, di dalam dunia yang rusak ini, sayangnya bukan cuma kasih yang kita terima tetapi juga kebencian dan permusuhan. Bahkan seringkali kebencian lebih banyak kita terima daripada kasih. Kita diejek, dihindari, diserang, dimaki, dikejar, dimanfaatkan, dijadikan doormat, atau dibenci. Itu realita dunia ini. Pertanyaannya: Bagaimana kita bisa bertahan hidup dalam dunia seperti ini?

Daud pernah mengalami dunia yang seperti itu dengan musuh utama yang bukan main-main: Raja Saul! Kebencian dan permusuhan Saul kepadanya seperti mengurung dia. Ironisnya, Daud dibenci bukan karena kesalahannya tapi justru karena kebaikannya! Saul iri, benci, dan enam kali bahkan dia berusaha membunuh Daud. Maka Daud hidup dalam pelarian, dia dikejar-kejar, dia tinggal di gua-gua, dia sangat menderita, bertahun-tahun lamanya. Apa yang membuat Daud bisa bertahan? Dia bisa memimpin orang Israel, memelihara imannya, mengarang lagu-lagu pujian bagi Tuhan, bahkan menjaga supaya tidak ada dendam dalam hatinya. Apa yang membuat Daud bisa seperti itu?

Salah satu jawabannya adalah karena di tengah kebencian yang dia hadapi, penderitaan yang dia tanggung, kepahitan hidup yang dia rasakan, Daud menemukan kasih di dalam persahabatan. Dia menemukan itu pada orang-orang di sekitarnya yang mengikuti dia. Tetapi, terutama, dia menemukan itu pada Yonatan.

Yonatan adalah anak raja Saul – musuh Daud. Persahabatannya dengan Daud membuat hidupnya sangat complicated. Dia seorang putra mahkota, tetapi bersahabat dengan Daud berarti merelakan untuk tidak menjadi raja dan menyerahkan hak itu kepada Daud. Dia bahkan harus dibenci oleh ayahnya sendiri! Tetapi, Yonatan mengasihi Daud. Dia percaya kepada Daud, dia tidak iri kepada Daud, dia mendukung Daud, dia menyelamatkan Daud dari kejaran ayahnya dengan meresikokan dirinya, dia hanya berharap Daud bisa menggenapi panggilan Tuhan menjadi raja Israel yang baik. Apa yang dia dapat? Tidak ada, kecuali kasih melalui persahabatan. Ironisnya, sejak dia menolong Daud melarikan diri, dia tidak pernah bertemu lagi dengan Daud karena kemudian dia mati.

Persahabatan adalah anugrah Tuhan bagi kita di dalam dunia yang rusak ini. Tetapi, persahabatan seringkali dianggap sesuatu yang sekuler - tidak ada sangkut pautnya dengan kerohanian kita. Paling banyak kita hanya menyebut ayat Alkitab yang mengatakan “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”. Maka biasanya kita hanya berpikir yang penting teman saya bukan orang jahat, sudah cukup! Padahal persahabatan bukan hanya itu. Ada aspek spiritualitas dalam persahabatan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dalam membangun hidup kita.

Berkenalan dengan banyak orang adalah hal yang baik. Bisa akrab dengan banyak orang pergi bersama, tertawa bersama, menolong dan ditolong, adalah yang yang besar. Tetapi, hal terbesar yang hanya dilakukan seorang sahabat adalah ketika dia mengambil waktu untuk melihat apa yang ada di dalam diri kita. Dia melihat kelemahan dan luka kita, lalu membalutnya dengan kasih. Kemudian dia melihat apa yang Tuhan kerjakan di dalam kita, “the best in us”, lalu mendorong kita untuk menumbuhkannya. Walaupun kadang dengan resiko, walaupun kadang harus berkorban, semua dilakukan tanpa agenda, tanpa maksud tersembunyi, tetapi dilakukan karena kasih Tuhan. Itulah sahabat!

Daud mengalami itu dari Yonatan. Dalam 1 Sam 18-20 berulang kali dikatakan Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Dia tunjukkan kesetiaannya kepada Daud. Dia mengerti kesusahan Daud, menangis bersamanya dan berkorban untuknya. Dia melihat bahwa Tuhan memanggil Daud menjadi raja dan dia tahu bahwa Daud akan menjadi raja yang baik, maka dia meneguhkan panggilan Daud dan memberkatinya. Yonatan berkata, “Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku kasih setia Tuhan? Tetapi jika aku sudah mati, janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya.” Hanya itu yang dia minta: berkat bagi sahabatnya dan kasih setia Tuhan dari sahabatnya. Sangat indah!

Menarik sekali bahwa Yesus juga menggambarkan hubungan-Nya dengan kita seperti sahabat. Dia berkata, “kamu adalah sahabat-Ku”. Yesus melihat kelemahan kita, luka kita, dan dengan kasih Dia membalutnya. Yesus tahu kelemahan kita dan Dia mau kita menemukan kekuatan dari-Nya. Yesus memanggil kita untuk mengikut Dia dan menjadi yang terbaik yang kita bisa. Karena Yesus adalah sahabat kita.

Bersyukurlah untuk persahabatan dan kasih dari orang-orang di sekitar kita. Lalu, pikirkanlah bagaimana kita juga bisa menjadi sahabat bagi orang lain!

Afterword:
Saya diberkati Tuhan dengan banyak sahabat. Tentu tidak semua sama dekatnya dengan saya, secara jarak ataupun perasaan, karena kita semua terbatas. Tetapi, jauh atau dekat, sedikit atau banyak, persahabatan kalian sangat berarti bagi saya. To you all, to each one of you, wherever you are, yes you! I just wanna say, “I THANK MY GOD FOR YOU!” Happy belated friendship day!:-)

Pernah tahu lagu di bawah ini? Saya pertama kali mendengarnya dinyanyikan oleh Paduan Suara Sion 1 GKY Green Ville. Lagu yang sangat indah dari Joseph Martin yang diinspiraskan dari Fil 1:3-4: “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.”

I thank my God for you
Each time I think of you
Each time I pray for you,

I'm filled with thanks giving

For every word and deed
For helping those in need
I thank the Lord for you and give Him the glory


And even when we are apart
You are always in my heart
We are bonded by God's Holy Spirit


For we are one in God's embrace
One in love's unfailing grace
We give voice to one great “Alleluia”


Alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia
I give thanks
I thank my God and give my praise


And when the day is done
And every race is run
God's perfect grace will bring us home
We will be together forever and ever more


(Bagi yang ingin tahu nadanya, ini linknya: http://www.jwpepper.com/sheet-music/media-player.jsp?&type=audio&productID=8067576)