Tuesday, February 18, 2020

Kerendahan Hati

Semakin lama saya semakin mengerti apa yang dikatakan oleh Bernard of Clairvaux:

"The three most important virtues are: Humility, humility, and humility."
(Tiga kebajikan/sifat kebaikan yang terpenting adalah: Kerendahan hati, kerendahan hati, dan kerendahan hati).

Tanpa kerendahan hati, di dalam pelayanan kita tidak akan mau belajar dan membuka wawasan lagi. Padahal berapapun banyaknya yang sudah kita tahu, ada jauh lebih banyak yang kita tidak tahu. Celakanya, kita yakin diri kita pasti benar.

Tanpa kerendahan hati, kita juga tidak akan bisa melayani orang lain dengan baik. Kita akan memandang orang sebagai objek yang bisa dimanfaatkan untuk sebuah tujuan, atau sebagai saingan yang perlu kita kalahkan, atau sebagai beban yang menyusahkan. Tetapi, kita tidak memandang mereka sebagai orang yang perlu dikasihi.

Tanpa kerendahan hati, kita akan selalu memandang diri sendiri lebih baik, lebih hebat, lebih tinggi, dari yang sebenarnya. Pandangan kita tentang diri sendiri selalu lebih baik daripada pandangan orang tentang kita karena kita cenderung mengecilkan kekurangan dan membesar-besarkan kelebihan kita sendiri.

Tanpa kerendahan hati, kita akan selalu memikirkan kepentingan diri sendiri. Apa yang saya dapatkan? Apakah saya diuntungkan atau dirugikan? Apakah saya dihormati? Apakah orang melihat betapa hebatnya saya? Apakah orang tahu apa yang sudah saya lakukan?

Tanpa kerendahan hati, kita tidak bisa menghargai orang lain. Bahwa orang lain punya kesulitannya sendiri. Bahwa orang lain perlu didengar. Bahwa orang lain perlu ditolong dan dilayani. Kita selalu merasa tahu yang terbaik dan kita ingin “pokoknya… dengar saya”.

Kerendahan hati tidak bisa dipisahkan dari kesadaran kita tentang relasi kita dengan Allah. Siapa kita di hadapan Allah? Seperti apa kita di mata Allah? Darimana asalnya semua yang kita bisa dan kita punya kalau bukan dari Allah? Apa yang bisa kita banggakan di hadapan Allah? Kesadaran tentang relasi kita dengan Allah inilah yang menjadi dasar kerendahan hati.

Tetapi, betapa sulitnya ini karena kita seringkali lupa siapa kita di hadapan Allah. Itu sebabnya, di dalam hidup kita, seringkali yang muncul bukanlah kerendahan hati tapi kesombongan. Kita merasa diri hebat. Kita merasa diri layak. Kita merasa diri bisa. Kita merasa diri lebih dari orang lain. Kita merasa sudah tahu semuanya, sehingga tidak perlu mendengar dan mengerti orang lain dan tidak perlu belajar lagi.

Maka, tanpa kerendahan hati, sesungguhnya kita tidak bisa menjadi hamba yang baik dari Tuhan.