Hari ini kebaktian penutupan semester di Trinity Theological College, dan hati saya dipenuhi rasa syukur. Ketika prosesi, salib di depan, di belakangnya ada beberapa orang pelayan mimbar, kemudian Alkitab yang dijunjung tinggi dan di belakangnya adalah pengkhotbah. Sambil mata saya mengikuti salib itu dibawa dari belakang menuju ke mimbar, saya sulit menyanyi karena hampir menangis. Tanpa terasa 1 semester sudah berlalu. Entah bagaimana caranya saya berhasil melewati semester ini. Pelayanan di tempat yang baru sebagai gembala ditambah beban kuliah yang berat (lebih berat lagi karena bahasa Inggris saya yang pas-pasan), kadang membuat saya ingin mengerang. Maka ketika hari ini kebaktian penutupan semester dan saya menyerahkan paper saya, sungguh saya sadar, sampai di sini Tuhan sudah menolong.
Perjalanan saya masih panjang. Semester depan ada 2 mata kuliah utama dan 1 mata kuliah tambahan sebagai pendengar yang akan saya ambil. Setelah itu barulah masuk ke pembuatan thesis. Saya tidak tahu apa lagi yang akan saya alami, apa lagi yang akan saya pelajari, proses perubahan apa yang akan terjadi dalam pikiran saya. Tapi saya antusias menantikannya. Saya antusias untuk belajar. Saya antusias menantikan pengalaman berikutnya.
Saya berharap semester depan bisa lebih ketat mengatur waktu untuk belajar dan pelayanan. Sangat sayang kalau akhirnya saya hanya belajar apa adanya di tengah begitu banyak fasilitas belajar yang bisa saya nikmati (kadang saya merasa seperti semut di dalam lumbung gula yang tidak berdaya untuk menikmati gula). Sampai di sini Tuhan sudah menolong, dan kiranya Tuhan terus menolong.