“Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya” (Kel 23:3)
Di dalam dunia ini, yang kuat menindas yang lemah kita anggap hal biasa. Tetapi yang lemah menindas yang kuat, nah itu baru kita anggap luar biasa. Tetapi apa benar itu terjadi?
Ayat di atas menarik perhatian saya. Biasanya kita mengira Alkitab mengajarkan supaya kita memihak kepada yang lemah: orang miskin, janda, anak yatim, dsb. Tetapi mengapa dalam bagian ini Tuhan justru katakan jangan memihak kepada orang miskin?
Sebetulnya kalau kita teliti, Alkitab tidak pernah mengajarkan supaya kita memihak kepada mereka yang lemah. “Jangan menindas mereka”, “belalah hak mereka”, itulah yang diajarkan Alkitab. Artinya yang Tuhan mau adalah “jangan mentang-mentang mereka lemah, lalu mereka ditindas dan tidak dibela haknya”. Tetapi dengan kalimat yang sama, Tuhan juga bisa mengatakan “jangan mentang-mentang mereka lemah, lalu dibela dan dimenangkan”.
Sebetulnya prinsipnya sederhana: Keadilan! Tuhan benci kalau ada orang menindas yang lemah. Tuhan juga benci kalau ada orang menindas yang kuat.
Ada orang yang berjalan kaki menyeberang jalan secara sembarangan dan menyebabkan pengendara motor kehilangan keseimbangan dan menabraknya sampai mati. Siapa yang disalahkan? Biasanya pengendara motor! Ada pengendara sepeda motor yang ngebut, selap-selip kiri kanan semaunya, lalu menabrak mobil yang sedang berjalan perlahan sampai dia sendiri terpelanting dan luka parah. Siapa yang disalahkan? Biasanya pengendara mobil. Minimal dia akan diminta utk membayar semua biaya pengobatan. Ternyata dalam masyarakat kita juga berlaku ‘memihak si lemah’ ini, walaupun tentunya dengan berbagai latar belakang dan motivasi.
Saya jadi berpikir bagaimana yah di gereja? Apakah sama dengan dunia, bahwa ada hal-hal tertentu dimana yang 'kuat' menindas yang 'lemah', dan ada hal-hal tertentu dimana yang 'lemah' dibela secara tidak adil, walaupun kalau di gereja, mungkin in the name of love.
Ah, sulitnya untuk adil sekaligus kasih!