Thursday, December 17, 2015

John Maxwell’s 5 Levels of Leadership

Sekedar sharing.

John Maxwell, yang banyak berbicara tentang kepemimpinan Kristen, pernah mengajarkan dengan sederhana 5 tingkatan kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Saya merasa tertolong dengan model sederhana dari Maxwell ini untuk mengevaluasi kepemimpinan saya dan juga mengingatkan saya akan apa yang masih kurang.

Maka sekedar untuk sharing, di bawah ini saya mencoba menjelaskan apa yang dimaksud oleh dia:

1. People follow because they have to
Ini adalah tingkat kepemimpinan yang paling rendah. “Pemimpin” ini ditunjuk menjadi pemimpin. Dia punya bawahan yang mengikuti dia semata-mata karena mereka harus. Maka orang yang berhenti di tingkatan ini hanyalah boss dan bukan pemimpin. Kata kunci untuk tingkatan pertama ini adalah “posisi”.

2. People follow because they want to
Disinilah seseorang mulai menjadi pemimpin. Leadership is influence. Pengaruh itu diberikan bukan melalui posisi tetapi melalui relasi. Dia membangun relasi yang baik dengan orang-orang dalam timnya. Dia disukai, dihargai, diakui sebagai pemimpin, karena pengaruh yang dia berikan. Sebaliknya ketika orang-orang di bawah dia merasa disukai, dihargai, dipercaya, diperhatikan, maka mereka mulai bekerjasama dengan dia. People go along with leaders they get along with. Maka mereka tidak lagi sekedar mengikuti perintah tetapi mereka mengikuti si pemimpin karena menginginkannya. Kata kunci untuk tingkatan kedua ini adalah “relasi”.

3. People follow because of what you have done for the organization
Pemimpin yang baik makes things happen. Dia harus punya prestasi atau “buah” yang jelas terlihat dan itu membuat orang percaya bahwa dia mampu. Untuk sampai ke tingkatan ini, seseorang harus punya kemampuan kerja yang baik dan juga mampu untuk mengatur dan mengarahkan seluruh organisasi. Dia harus memiliki pemikiran yang baik dan juga etika kerja yang baik. Dia bukan saja produktif secara pribadi tapi mampu mengarahkan tim kerja menjadi produktif.  Kata kunci untuk tingkatan ketiga ini adalah “prestasi”.

4. People follow because of what you have done for them personally
Pada tingkatan ini, seorang pemimpin menginvestasikan uang, energi, waktu, dan pemikirannya untuk mengembangkan orang lain menjadi pemimpin. Bagaimana caranya? Dia hanya 20% berfokus pada apa yang dihasilkan oleh tim kerjanya sementara 80% fokusnya adalah pada pengembangan potensi mereka. Kata kunci untuk tingkatan keempat ini adalah “coaching”.

5. People follow because of who you are and what you represent
Mereka yang berada di tingkatan ini sudah memimpin sangat baik dan sangat lama sehingga terbentuk budaya kepemimpinan yang baik di dalam organisasi yang dipimpinnya. Pengaruh dirinya bahkan melampaui organisasi yang dipimpinnya. Sangat jarang pemimpin yang mencapai tingkatan kelima ini. Biasanya seseorang mencapai tingkatan ini hanya di ujung masa karirnya.  Kata kunci untuk tingkatan kelima ini adalah “legacy”.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah tingkatan-tingkatan kepemimpinan ini harus ditempuh berurutan. Tidak ada yang bisa dilompati. Kita tidak bisa sampai ke tingkatan ketiga sebelum melalui tingkatan kedua, demikian seterusnya.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik (good leader), menurut saya, paling tidak kita harus sampai di tingkatan ketiga.

Jika kita menempati posisi pemimpin maka tingkatan pertama pasti sudah dicapai. Pertanyaan  berikutnya adalah bagaimana relasi kita dengan orang-orang di bawah kita? Apakah ada relasi, yang bukan sekedar baik – hangat, akrab, saling percaya, tetapi memberikan pengaruh yang baik? Apakah mereka belajar banyak, termotivasi, berani bermimpi lebih besar, karena kita? Pikirkan jawaban pertanyaan ini dari sisi mereka. Kalau jawabannya “ya”, maka tingkatan kedua dicapai.

Lalu pertanyaan berikut adalah bagaimana hasil kerja kita? Ini bukan sekedar masalah apakah kita rajin, bekerja keras, berkorban, atau tidak. Tetapi, apakah orang-orang melihat kita mampu - berhasil dalam tugas pribadi dan dalam memimpin dan mengarahkan organisasi? Apakah orang-orang di bawah kita percaya dengan penilaian dan keputusan kita karena mereka melihat hasil kerja kita selama ini? Kalau jawabannya “ya”, maka tingkatan ketiga dicapai.

Tetapi, untuk menjadi pemimpin yang sungguh baik (great leader), saya kira minimal kita harus sampai di tingkatan keempat. Bukan saja kita mendorong orang untuk maju, tetapi kita menginvestasikan waktu, tenaga dan uang untuk melatih orang di bawah kita menjadi pemimpin. Ini tidak mungkin kita lakukan dengan baik kalau kita tidak mencapai tingkatan kedua dan ketiga dengan baik juga. Jika kita mencapai tingkatan ini, orang-orang di bawah kita akan mengaku bahwa mereka bisa menjadi pemimpin dan mampu mengembangkan potensi karena kita. This is tough!

Saya pikir model sederhana di atas akan sangat menolong jika kita jujur menilai diri kita. Kita akan melihat pemimpin seperti apa kita dan apa yang harus kita perbaiki.

So… where are you now? What is still lacking?