Sekedar sharing.
John Maxwell, yang banyak berbicara tentang kepemimpinan Kristen, pernah
mengajarkan dengan sederhana 5 tingkatan kepemimpinan dalam sebuah organisasi.
Saya merasa tertolong dengan model sederhana dari Maxwell ini untuk mengevaluasi
kepemimpinan saya dan juga mengingatkan saya akan apa yang masih kurang.
Maka sekedar untuk sharing, di bawah ini saya mencoba menjelaskan apa yang
dimaksud oleh dia:
1. People follow because they have to
Ini adalah tingkat kepemimpinan yang paling rendah. “Pemimpin” ini ditunjuk
menjadi pemimpin. Dia punya bawahan yang mengikuti dia semata-mata karena
mereka harus. Maka orang yang berhenti di tingkatan ini hanyalah boss
dan bukan pemimpin. Kata kunci untuk tingkatan pertama ini adalah “posisi”.
2. People follow because they want to
Disinilah seseorang mulai menjadi pemimpin. Leadership is influence.
Pengaruh itu diberikan bukan melalui posisi tetapi melalui relasi. Dia membangun
relasi yang baik dengan orang-orang dalam timnya. Dia disukai, dihargai, diakui
sebagai pemimpin, karena pengaruh yang dia berikan. Sebaliknya ketika
orang-orang di bawah dia merasa disukai, dihargai, dipercaya, diperhatikan, maka
mereka mulai bekerjasama dengan dia. People go along with leaders they get
along with. Maka mereka tidak lagi sekedar mengikuti perintah tetapi mereka
mengikuti si pemimpin karena menginginkannya. Kata kunci untuk tingkatan kedua
ini adalah “relasi”.
3. People follow because of what you have done for the
organization
Pemimpin yang baik makes things happen. Dia harus punya prestasi
atau “buah” yang jelas terlihat dan itu membuat orang percaya bahwa dia mampu.
Untuk sampai ke tingkatan ini, seseorang harus punya kemampuan kerja yang baik
dan juga mampu untuk mengatur dan mengarahkan seluruh organisasi. Dia
harus memiliki pemikiran yang baik dan juga etika kerja yang baik. Dia bukan
saja produktif secara pribadi tapi mampu mengarahkan tim kerja menjadi
produktif. Kata kunci untuk tingkatan ketiga ini adalah “prestasi”.
4. People follow because of what you have done for them
personally
Pada tingkatan ini, seorang pemimpin menginvestasikan uang, energi, waktu,
dan pemikirannya untuk mengembangkan orang lain menjadi pemimpin. Bagaimana
caranya? Dia hanya 20% berfokus pada apa yang dihasilkan oleh tim kerjanya
sementara 80% fokusnya adalah pada pengembangan potensi mereka. Kata kunci untuk
tingkatan keempat ini adalah “coaching”.
5. People follow because of who you are and what you
represent
Mereka yang berada di tingkatan ini sudah memimpin sangat baik dan sangat
lama sehingga terbentuk budaya kepemimpinan yang baik di dalam organisasi yang
dipimpinnya. Pengaruh dirinya bahkan melampaui organisasi yang dipimpinnya.
Sangat jarang pemimpin yang mencapai tingkatan kelima ini. Biasanya seseorang
mencapai tingkatan ini hanya di ujung masa karirnya. Kata kunci untuk tingkatan
kelima ini adalah “legacy”.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah tingkatan-tingkatan kepemimpinan
ini harus ditempuh berurutan. Tidak ada yang bisa dilompati. Kita tidak bisa
sampai ke tingkatan ketiga sebelum melalui tingkatan kedua, demikian seterusnya.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik (good leader), menurut
saya, paling tidak kita harus sampai di tingkatan ketiga.
Jika kita
menempati posisi pemimpin maka tingkatan pertama pasti sudah dicapai. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana relasi kita dengan orang-orang di
bawah kita? Apakah ada relasi, yang bukan sekedar baik – hangat, akrab, saling
percaya, tetapi memberikan pengaruh yang baik? Apakah mereka belajar banyak,
termotivasi, berani bermimpi lebih besar, karena kita? Pikirkan jawaban
pertanyaan ini dari sisi mereka. Kalau jawabannya “ya”, maka tingkatan kedua
dicapai.
Lalu pertanyaan berikut adalah bagaimana hasil kerja kita? Ini bukan sekedar
masalah apakah kita rajin, bekerja keras, berkorban, atau tidak. Tetapi, apakah
orang-orang melihat kita mampu - berhasil dalam tugas pribadi dan dalam memimpin
dan mengarahkan organisasi? Apakah orang-orang di bawah kita percaya dengan
penilaian dan keputusan kita karena mereka melihat hasil kerja kita selama ini?
Kalau jawabannya “ya”, maka tingkatan ketiga dicapai.
Tetapi, untuk menjadi pemimpin yang sungguh baik (great leader), saya kira minimal kita harus sampai di
tingkatan keempat. Bukan saja kita mendorong orang untuk maju, tetapi kita menginvestasikan waktu, tenaga dan uang untuk melatih orang di bawah kita menjadi pemimpin. Ini tidak mungkin kita lakukan dengan baik kalau kita tidak mencapai tingkatan kedua dan ketiga dengan baik juga. Jika kita mencapai tingkatan ini, orang-orang di bawah kita akan mengaku bahwa mereka bisa menjadi pemimpin dan mampu mengembangkan
potensi karena kita. This is tough!
Saya pikir model sederhana di atas akan sangat menolong jika kita jujur
menilai diri kita. Kita akan melihat pemimpin seperti apa kita dan apa yang
harus kita perbaiki.
So… where are you now? What is still lacking?