Sunday, May 03, 2009

Hamba Tuhan

Beberapa waktu ini saya mendapat pertanyaan-pertanyaan seperti: Mengapa seseorang mau menjadi hamba Tuhan? Kita tahu jawabannya adalah karena panggilan Tuhan, tapi Tuhan memanggil dia untuk melakukan apa? Apa yang membedakan pelayanan seorang hamba Tuhan dan yang bukan hamba Tuhan? 

Saya sendiri dulu sempat mempertanyakan hal itu selama saya kuliah di sekolah teologi. Sampai akhirnya saya menemukan jawabannya di dalam Kis 6:1-6. Pada waktu itu para rasul melayani segala hal di dalam jemaat. Tetapi bagaimanapun mereka bukan superman. Mereka kewalahan. Sementara jemaat bersungut-sungut karena ketidakberesan dalam pengaturan pelayanan diakonia. Maka para rasul mengambil keputusan untuk menceritakan pergumulan mereka kepada jemaat. Mereka sudah banyak bekerja, tetapi tetap tidak bisa memuaskan semuanya. Dan yang paling mereka khawatirkan adalah mereka juga tidak memuaskan Tuhan karena “kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja”. Karena itu mereka meminta supaya jemaat memilih tujuh orang untuk mengerjakan tugas pelayanan meja atau diakonia itu sementara mereka “dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman”

Bagian ini memberi petunjuk apa yang membedakan pelayanan para rasul sebagai pemimpin gereja dan pelayanan para jemaat lain: “memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman”. 

Setelah para rasul tiada, peran mereka digantikan oleh orang-orang yang mereka angkat sebagai pemimpin-pemimpin jemaat seperti Timotius, Titus, Filipus dan tentunya orang-orang lain yang tidak disebutkan namanya di dalam Alkitab. Tetapi lama kelamaan, gereja makin sulit mencari orang yang memusatkan diri dalam doa dan pelayanan Firman karena semua jemaat punya pekerjaan lain selain melayani di gereja. Kesadaran bahwa pelayanan Firman itu begitu serius menyebabkan sebagian penatua mengkhususkan diri untuk melayani hal itu. Mereka tidak mengerjakan pekerjaan lain, tetapi seperti para rasul mereka memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman. Itulah hamba Tuhan!

Saya tidak mengatakan bahwa doa dan pelayanan Firman hanya dilakukan oleh hamba Tuhan. Pelayanan Firman bisa dikerjakan oleh semua orang Kristen. Tetapi seriusnya pelayanan itu menuntut adanya orang-orang yang mengkhususkan waktu untuk mempelajari Firman dan mengajarkannya dengan setia. Demikian pula doa adalah kehidupan setiap orang percaya. Saya percaya yang dimaksud oleh Petrus dengan doa di dalam bagian ini adalah doa di dalam hubungan dengan pelayanan Firman. Pelayanan Firman mutlak bergantung kepada kuasa Tuhan. Pelayanan Firman menuntut kepekaan mengenal kehendak Tuhan dan kebutuhan manusia. Pelayanan Firman adalah pelayanan kasih kepada orang yang dilayani. Maka doa adalah bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan Firman. Doa dan pelayanan Firman bisa dilakukan oleh semua orang Kristen, tetapi hamba Tuhan melakukannya sepenuh waktu. Bagi mereka yang melayani di gereja (pendeta) saya bisa tambahkan, mereka juga melayani misteri anugrah Allah, firman dalam bentuk yang kelihatan yaitu sakramen.

Maka ketika ada orang yang merasa terpanggil menjadi hamba Tuhan, dia harus bertanya kepada dirinya apakah Tuhan memanggil dia untuk pelayanan seperti itu secara penuh waktu dan dia rela mengerjakannya?

Demikian pula ketika seorang hamba Tuhan masuk dalam pelayanan, dia harus selalu mengingatkan dirinya akan hal ini. Dia bukan seorang event organizer. Dia bukan seorang CEO gereja. Dia bukan seorang administrator ulung. Dia bukan seorang businessman. Dia adalah seorang pelayan Firman. Memang dia ikut menentukan strategi dan arah pelayanan gereja dan dia ikut mengambil keputusan di dalam pelayanan gereja, tetapi semua itu dia lakukan sebagai seorang pelayan Firman yang menjaga supaya gereja tetap pada arah yang benar. Pekerjaannya yang terutama bukanlah sekedar melakukan aktivitas-aktivitas gerejawi, tetapi ia melayani Firman melalui aktivitas-aktivitas gerejawi.  

Ketika para rasul frustasi dengan beban pelayanan yang begitu berat, rasa frustasi itu bukan karena mereka malas tetapi karena mereka mengabaikan pelayanan Firman. Maka mereka menyerahkan urusan-urusan lain itu kepada orang lain. Hari ini banyak gereja mengharapkan hamba Tuhan mengerjakan semua urusan gereja karena berpikir bahwa tugas hamba Tuhan adalah ‘running the church’. Dan banyak hamba Tuhan lupa panggilannya yang utama, mereka sibuk lakukan banyak hal yang mengalihkan perhatian mereka dari doa dan pelayanan Firman. Dan itulah kelemahan besar gereja.