Wednesday, April 18, 2007

Yohanes 7

Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil” (Yoh 7:24).

Yohanes 7 mencatat beberapa penghakiman manusia kepada Yesus yang dilatarbelakangi berbagai asumsi yang salah:

1. Ay.3-5. Saudara-saudara Yesus meminta Dia pergi menunjukkan diri pada orang banyak “tampakkanlah diriMu kepada dunia”. Mereka mengatakan itu bukan karena mereka ingin Yesus menjadi terkenal, tetapi sebagai sindiran. Ay.5 mengatakan “Sebab saudara-saudaraNya sendiripun tidak percaya kepadaNya”.

Saya kira salah satu alasan mengapa mereka tidak percaya adalah: 'Mereka merasa kenal Yesus!' Dari kecil tinggal serumah, dibesarkan bersama, kok bisa tiba-tiba Dia menonjolkan diri? Penghakiman mereka kepada Yesus berdasarkan asumsi ‘kita ini sama’.

Tetapi mereka salah. Mereka tidak sama dengan Yesus. Mereka dilahirkan oleh Maria dari Yusuf, sementara Yesus dilahirkan oleh Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus. Mungkin mereka tidak tahu itu. Atau mungkin Maria pernah ceritakan kepada mereka tetapi mereka tetap tidak percaya.

2. Ay.12. Di antara orang banyak, ada yang mengatakan “Ia orang baik”, ada yang mengatakan “Ia menyesatkan rakyat”. Darimana penghakiman seperti ini?

Mereka yang mengatakan “Ia orang baik”, mungkin terpesona melihat bagaimana Yesus membuat mukjizat. Mereka yang mengatakan “Ia menyesatkan rakyat”, mungkin melihat ajaran Yesus yang berbeda dengan ajaran para ahli Taurat. Dan asumsinya, kalau berbeda dengan ahli Taurat artinya sesat.

3. Ay.26-27. Sebagian orang semakin bingung apakah benar Yesus adalah Mesias (Kristus)? Tetapi ada ganjalan yang membuat mereka tidak bisa percaya. Bagi mereka ‘Kristus tidak mungkin diketahui darimana asalnya’, maka kalau ada orang yang diketahui asal-usulnya, orang itu pasti bukan Kristus.

Alkitab tidak pernah ajarkan ini, tetapi konsep yang salah itu dijadikan patokan untuk menghakimi Yesus.

4. Ay. 41-43. Di sini terjadi perdebatan. Ada yang mengatakan “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang”, bahkan ada yang mengatakan “Ia ini Mesias”, tetapi ada yang mengatakan “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea”.

Alkitab memang mengatakan Mesias akan datang dari Betlehem bukan dari Galilea. Maka tepat juga pengetahuan Alkitab mereka yang mengatakan “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea”. Tetapi ini sangat ironis. Mereka tahu apa yang diajarkan kitab suci bahwa Mesias berasal dari Betlehem, tapi mereka tidak tahu bahwa Yesus memang berasal dari Betlehem!

Orang-orang tersebut semua menghakimi Yesus dengan tidak adil. Yesus mengatakan “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil” (ay.24).

Bagaimana 'menghakimi dengan adil'? Mari kita lihat dua kelompok orang yang menghakimi Yesus dengan lebih adil:

1. Para penjaga bait Allah. Mereka diperintahkan untuk menangkap Yesus, tetapi mereka tidak berani. Maka ketika mereka kembali, para imam kepala dan orang Farisi bertanya: “Mengapa kamu tidak membawaNya?” (ay.45). Jawaban para penjaga itu luar biasa: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” (ay.46).

Mereka bukan teolog, mereka hanya takjub mendengar kalimat-kalimat Yesus. Kalau menurut apa yang nampak, mereka pasti berani menangkap Yesus. Tetapi mereka melihat di balik apa yang nampak, ada kuasa yang begitu besar. Begitu menggetarkannya kalimat-kalimat Yesus sampai mereka melihat 'Yesus bukan manusia biasa', dan mereka tidak berani menangkap Yesus.

2. Nikodemus. Dia mencoba membela Yesus di hadapan orang-orang Farisi, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum Ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?”. Dan dia dihina “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea”.

Mengapa Nikodemus berbeda dengan orang Farisi lain? Nikodemus ingin mencari kebenaran dan kehendak Allah. Waktu semua pemimpin melawan Yesus, Nikodemus malah merenung. Itu sebabnya malam-malam dia pernah datang kepada Yesus. Walaupun sangat berbahaya untuk dia, tetapi dia lakukan karena ingin mencari kebenaran. Dan Nikodemus bisa mengenal Yesus.

Betapa seringnya manusia berani menghakimi Yesus dari hati yang tercemar dosa dan tidak peduli kebenaran!

Pada waktu kita menyatakan penilaian kita pada Yesus, bagaimana kita menilai Dia? Siapa Yesus menurut kita? Adilkah kita?