Berkatalah bani Yusuf kepada Yosua, demikian: "Mengapa engkau memberikan
kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja menjadi milik
pusaka, padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya, karena TUHAN sampai
sekarang memberkati aku?" Jawab Yosua kepada mereka: "Kalau engkau bangsa yang
banyak jumlahnya, pergilah ke hutan dan bukalah tanah bagimu di sana di negeri
orang Feris dan orang Refaim, jika pegunungan Efraim terlalu sesak bagimu."
Kemudian berkatalah bani Yusuf: "Pegunungan itu tidak cukup bagi kami, dan semua
orang Kanaan yang diam di dataran itu mempunyai kereta besi, baik yang diam di
Bet-Sean dengan segala anak kotanya maupun yang diam di lembah Yizreel." Lalu
berkatalah Yosua kepada keturunan Yusuf, kepada suku Efraim dan suku Manasye:
"Engkau ini bangsa yang banyak jumlahnya dan mempunyai kekuatan yang besar;
tidak hanya satu bagian undian ditentukan bagimu, tetapi pegunungan itu akan
ditentukan bagimu juga, dan karena tanah itu hutan, haruslah kamu membukanya;
kamu akan memilikinya sampai kepada ujung-ujungnya, sebab kamu akan menghalau
orang Kanaan itu, sekalipun mereka mempunyai kereta besi dan sekalipun mereka
kuat."
(Yosua 17:14-18)
Yosua 14-19 berisi daftar pembagian tanah untuk suku-suku Israel. Bagian ini
memang berisi daftar panjang tentang batas-batas wilayah dan nama kota-kota
yang dibagi di antara mereka. Maka ketika membacanya, kita cenderung
melewatinya, karena kita merasa tidak tahu apa yang dimaksudkan. Tetapi dengan
demikian kita justru melewatkan salah satu bagian terpenting dari kitab Yosua.
Kitab Yosua, dari awal menceritakan bagaimana orang Israel bersiap-siap,
menyeberangi sungai Yordan, mulai berperang, dan kemudian satu persatu kota
dikalahkan oleh mereka. Bagian ini adalah happy ending-nya, yaitu
ketika tanah itu dibagi, artinya mereka mulai mencicipi kemenangan mereka.
Tetapi ada satu hal yang penting, mereka masih harus berjuang! Ketika Yosua
membagi tanah itu belum seluruhnya tanah itu sudah dikuasai oleh orang Israel. Tuhan sudah menentukan wilayah mana untuk siapa. Artinya Tuhan sendiri yang
berjanji bahwa wilayah yang ditentukan itu akan menjadi milik mereka – itu
pasti. Tetapi mereka harus berusaha dan taat kepada Tuhan. Sama seperti ketika
mereka mulai memasuki tanah Kanaan, kalau mereka tidak mau berperang, Tuhan
tidak akan berikan tanah itu kepada mereka. Kalaupun mereka berperang tapi
berdosa kepada Tuhan, maka perang pun akan kalah. Mereka harus berjuang dan taat
kepada Tuhan, maka janji itu akan menjadi milik mereka.
Di dalam bagian Alkitab di atas, bani Yusuf (suku Efraim dan Manasye)
complain kepada Yosua: “Mengapa kami cuma diberikan satu bagian undian
dan satu bidang tanah saja menjadi milik pusaka. Tidak cukup untuk kami!”
Tidak jelas apa maksud complain mereka karena jelas bahwa tanah itu
sudah dibagi dan tiap suku sudah mendapat bagian. Mungkin maksudnya adalah
sebagian tanah yang diberikan kepada mereka masih diduduki orang Kanaan. Yang
mereka miliki baru separuh, sementara yang separuh lagi masih diduduki orang
Kanaan, maka seolah-olah Yosua hanya memberikan mereka satu bagian.
Itu sebabnya Yosua kemudian menjawab mereka: “Kalau tempatmu tidak cukup,
silakan pergi ke hutan dan buka tanah di negeri orang Feris dan orang Refaim”.
Kalau masalahnya adalah tanah yang sekarang dimiliki tidak cukup, maka pergilah
rebut tanah lain yang memang adalah bagianmu! That’s yours! Go and fight for it!
Jawaban mereka memberi tahu kita alasan sebenarnya: “semua orang Kanaan yang
diam di dataran itu mempunyai kereta besi”. Mereka tidak mau lagi berperang,
merasa sudah achieving something dan sekarang tinggal menikmati hasil –
cape, malas, dan tidak puya keberanian untuk berperang lagi.
Maka Yosua menjawab mereka: “Engkau ini punya kekuatan yang besar. Tanah
bagianmu masih luas dan Tuhan sudah berikan itu untukmu. Tetapi engkau harus
berperang dan berjuang. Musuhmu harus dikalahkan – pasti bisa! Tanah harus
dibuka – perlu kerja keras! Tanpa itu kamu tidak akan menerima bagian yang
seharusnya yang diberikan Tuhan kepadamu.”
Sangat menyedihkan, itulah yang akhirnya terjadi. Sebagian tanah yang
diberikan Tuhan kepada Israel akhirnya tidak pernah menjadi milik mereka. Mereka
tidak taat kepada Tuhan, mereka diminta berjuang mengklaim tanah yang Tuhan
berikan dan mengusir penduduk Kanaan tapi mereka tidak lakukan. Mereka malas,
hanya puas dengan apa yang sudah mereka miliki dan hanya complain
kepada Tuhan. Mereka ketakutan dan tidak percaya Tuhan akan memimpin mereka.
Saya jadi berpikir berapa banyak sebetulnya “bagian” yang Tuhan berikan
kepada kita masing-masing yang tidak pernah kita perjuangkan dan usahakan?
Talenta dan kesempatan? Berapa banyak sebetulnya pekerjaan Tuhan yang
seharusnya bisa kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan tapi kita lewatkan karena
cape, malas, dan tidak punya keberanian? Berapa sering sebetulnya kita
menyia-nyiakan hidup dengan berputar-putar melakukan dosa dan akhirnya tidak melakukan yang Tuhan mau.
Maka ada banyak yang Tuhan sudah berikan menjadi “bagian” kita tetapi mungkin
tidak pernah kita klaim. Tidak pernah kita usahakan. Ada potensi yang tidak kita kembangkan. Ada pekerjaan baik yang tidak kita lakukan. Ada buah yang tidak kita hasilkan. Maka hidup kita akhirnya tidak mencapai tujuan yang seharusnya.
Paulus pernah berkata: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (Efesus 2:10). Ada pekerjaan baik yang Allah persiapkan untuk kita dan kita diciptakan untuk melakukannya. Are we doing them ALL faithfully?
Alangkah bahagianya mereka yang didapati Tuhan sebagai hamba yang baik dan setia
melakukan tugasnya.
-Renungan Sabtu sore-