Semua yang menonton film The Lion King pasti tahu “hakuna
matata”.
“Hakuna Matata” adalah frase dari bahasa Swahili dari
Tanzania yang secara literal berarti “no problem” (saya nyontek ini dari
Wikipedia). Frase ini menjadi judul lagu yang dinyanyikan oleh Simba dan
kawan-kawannya. Perhatikan lirik lagunya:
Hakuna matata…
It means no worries, for the rest of our days
It’s our problem-free philosophy
Hakuna matata…
Artinya tidak ada kuatir, sepanjang hidup kita
Itu adalah filosofi bebas-masalah
Saya perlu cerita sedikit alur film ini untuk
menyampaikan maksud saya, apalagi untuk yang belum menonton.
Kalau ini adalah kisah nyata (dan Simba bukan anak singa
tapi anak manusia) saya bisa membayangkan betapa hancurnya orang yang berada
dalam situasi Simba. Waktu itu Simba baru saja lari dari pengalaman yang
mengerikan. Dia mengira bahwa dialah yang bertanggung jawab atas kematian
ayahnya, the Lion King. Pamannya yang jahat, yang menginginkan takhta, membuat
dia lari meninggalkan segalanya. Maka Simba meninggalkan posisinya sebagai the new Lion King, mengabaikan keluarganya, rakyatnya, dan tanahnya.
Dalam keadaan seperti itulah dia bertemu dengan
kawan-kawan baru yang kemudian mengajarkan filosofi “hakuna matata” kepadanya.
Simba menerima filosofi itu dan hidup bersenang-senang di tempat yang baru,
bersama lingkungan yang baru, tanpa terpikir untuk kembali.
Sampai akhirnya dia bertemu dengan Rafiki (monyet
Mandrill) yang menuntunnya bertemu dengan roh ayahnya. Di situlah ayahnya menegur dia: “Simba, you
must remember who you are!” Siapa Simba? Dia adalah anak raja. Simba harus kembali
ke tanahnya dan menjadi raja di sana untuk kesejahteraan keluarga serta
rakyatnya. Sekalipun ada banyak tantangan dan kesulitan, dan lebih nyaman
berada di lingkungan barunya, dia harus ingat siapa dirinya. Tempatnya bukan di
situ tetapi di tanahnya dan ada panggilan hidup yang harus dia jalani. Remember
who you are!
Ok, cukup cerita The Lion King. Sekarang mari kita pikirkan
mana dari dua kalimat itu yang lebih cocok untuk menjadi filosofi kita?
Alkitab memang mengajarkan kita untuk tidak kuatir akan
apapun. Tetapi ketidakkuatiran itu adalah karena kita percaya Tuhan memelihara hidup kita sekalipun ada banyak masalah. “Hakuna matata”, sebaliknya,
mengajarkan kita untuk lari dari realita. Oleh karena kehidupan yang benar itu mengerikan,
maka lupakan, jangan pikirkan, tidak perlu kuatir, bersikaplah seperti tidak
ada masalah. Oleh karena kehidupan yang seharusnya dijalani itu sulit, maka tidak
perlu dijalani.
Tetapi kita harus ingat siapa kita. Siapa kita? Anak
Tuhan yang sudah ditebus dan terus menerus diberikan anugerah! Siapa kita?
Orang yang sedang diubahkan menjadi serupa Kristus! Siapa kita? Orang yang
diberikan misi oleh Tuhan!
Apa tantangan hidup kita? Banyak! Ada godaan untuk
berdosa. Ada karakter, kebiasaan, kecenderungan, yang masih dipengaruhi oleh
kelemahan dan keberdosaan kita. Lalu juga ada ketakutan, kemalasan, dan
keinginan untuk menyenangkan diri dan bukan Tuhan. Maka “hakuna matata” sangatlah
menghibur. Tapi ingatlah siapa kita! Tuhan dengan anugerah-Nya mengampuni dan
terus mengubahkan kita. Jangan menyerah! Jangan kemudian hidup seperti bukan anak Tuhan! Tuhan juga terus memanggil kita untuk
mengerjakan pekerjaan baik bagi kemuliaan-Nya. Jangan abaikan itu! Jangan hidup untuk kesenangan diri! Remember who
you are!
Saya sadar tahun 2020 bukan tahun yang mudah untuk kita.
Tapi bukankah tidak pernah ada tahun dimana Tuhan tidak sanggup untuk
mengampuni, mengubahkan, dan memakai kita?
Remember who you are!