Menulis bagi saya adalah salah satu disiplin rohani.
Setiap hari ada banyak peristiwa yang kita alami, hal-hal yang kita lihat dan kalimat-kalimat yang kita dengar. Kalau kita menerima semuanya secara biasa saja, maka peristiwa yang kita alami, hal-hal yang kita lihat dan kalimat-kalimat yang kita dengar itu, hanya akan menjadi bagian yang ‘lewat’ begitu saja dalam hidup kita.
Bagi kita yang mengenal Tuhan, gaya hidup seperti ini mungkin adalah gaya hidup yang skizofrenik. Sekalipun Firman Tuhan kita dengar dan pelajari tapi ketika berhadapan dengan berbagai hal dalam kehidupan, pikiran dan perasaan yang seharusnya sudah dipengaruhi Firman Tuhan itu tidak bekerja atau lebih tepatnya tidak diusahakan untuk bekerja.
Cara hidup seperti ini membuat kita tidak bertumbuh. Pikiran kita dan perasaan kita yang seharusnya makin tajam dibentuk oleh Firman, justru kita latih untuk tumpul dan apatis. Dan lebih buruk lagi, karena benteng pikiran dan perasaan kita menjadi tumpul, tanpa kita sadari banyak pengaruh dari luar masuk kepada kita.
Maka selalu bergumul adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika kita melihat orang sakit yang bertanya “dimana Tuhan?”, apakah kita secara gampang langsung memberikan jawab “aduh orang ini kurang beriman” atau kita ikut bergumul dengan dia? Ketika kita mengalami peristiwa yang tidak enak dan kita marah, apakah kita hanya merasa “sudah seharusnya saya marah” atau bergumul “mengapa saya marah”? Ketika kita melihat berbagai peristiwa dalam gereja, apakah kita menganggapnya biasa saja, atau mengurut dada saja, atau kita jadi menggumuli kehendak Tuhan? Ketika kita mendengar kalimat-kalimat yang salah atau indah, apakah kita membandingkannya dengan Firman Tuhan?
Saya mencoba bergumul dengan peristiwa yang saya alami, hal-hal yang saya lihat, kalimat-kalimat yang saya dengar. Tidak selalu berhasil karena tidak selalu saya cukup peka dan cukup rajin untuk bergumul. Tetapi saya menemukan bahwa ternyata menulis itu mendorong saya untuk mengingat, mengevaluasi dan merenungkan semua itu dari kacamata Firman Tuhan.
Maka menulis adalah salah satu disiplin rohani untuk melatih pikiran dan perasaan kita bekerja dan bereaksi sesuai dengan Firman Tuhan.
Yuk, latihan menulis! Paling tidak bisa kita lakukan dengan menulis jurnal pribadi, yang isinya bukan hanya catatan kegiatan kita, juga bukan hanya luapan emosi kita, tetapi pergumulan mengerti Firman, pergumulan untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan, dan kesadaran akan anugrah Tuhan yang bekerja dalam hidup kita dan orang-orang di sekitar kita.