Setiap hari kita mendengar berita penculikan, kelaparan, perkosaan, percabulan, perang, dan berbagai hal lainnya. Setiap hari kita juga mengalami betapa ngerinya dosa merajalela, bukan saja kita ikut diseret melakukannya tapi juga menderita karenanya. Akhirnya seluruh dunia dan hidup kita seperti hopeless. Kita cape dengan semuanya. Tapi tunggu dulu... that's not the whole story!
Dalam keadaan yang kacau, Yesaya masuk ke Bait Allah dan disitu dia melihat para serafim berseru-seru di dalam: "Holy, Holy, Holy is the Lord of Hosts, the whole earth is full of His glory!" (Yes 6:3). Allah semesta alam itu kudus, kudus, kudus! Kekudusan Allah melingkupi dan kemuliaan Allah terpancar - bukan hanya di Bait Allah, tapi SELURUH DUNIA. Di dalam suratnya Paulus berkata baik maut maupun hidup, malaikat atau pemerintah, atau kuasa-kuasa di atas atau di bawah, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Paulus juga mengatakan betapa lebarnya, panjangnya, tingginya, dalamnya kasih Kristus itu (Ef 3:18). Tak terukur, tak terhingga, tak bisa diketahui batasnya, dan TAK ADA apapun yang kita lakukan yang mampu mengurangi kasih Kristus kepada kita. Inilah realita dimana kita hidup: Kudus, Kudus, Kudus; Mulia, Mulia, Mulia; Kasih, Kasih, Kasih.
Dunia ini milik Allah. Jangan biarkan dunia kita hanya digambarkan oleh wartawan: penculikan, kelaparan, perkosaan, percabulan, perang, dll.
Kita ini umat kepunyaan Allah. Jangan biarkan diri kita hanya digambarkan oleh keadaan: dosa yang menyeret dan membuat kita menderita.
That's not the whole story.
Berikan kesempatan Alkitab bicara menggambarkan dunia ini. Dunia ini penuh kekudusan dan kemuliaan Allah karena Allah masih hadir di dalam dunia di tengah kita.
Berikan kesempatan Alkitab juga bicara menggambarkan siapa kita ini. Kita ini dikasihi begitu rupa dengan kasih Kristus yang tak terukur lebarnya, panjangnya, tingginya dan dalamnya.
And that is the real story!