Tidak banyak yang tahu tepat 10 hari yang lalu adalah “International
Friendship Day”. No problem, tokh kita juga nggak pernah ngerayain :-) Cuma
ingin pakai kesempatan untuk menulis tentang “Friendship”!
Salah satu cara Allah menopang kehidupan kita adalah melalui kasih yang Dia
nyatakan melalui orang-orang di sekitar kita. Kita bisa lahir dan bertumbuh
besar karena ada orang yang mengasihi kita. Kita bisa menjadi seperti sekarang
adalah karena ada orang yang mengasihi kita. Artinya selalu ada jejak-jejak
kasih Allah yang bisa kita lihat melalui orang-orang di sekitar kita.
Tetapi, di dalam dunia yang rusak ini, sayangnya bukan cuma kasih yang kita
terima tetapi juga kebencian dan permusuhan. Bahkan seringkali kebencian lebih
banyak kita terima daripada kasih. Kita diejek, dihindari, diserang, dimaki,
dikejar, dimanfaatkan, dijadikan doormat, atau dibenci. Itu realita
dunia ini. Pertanyaannya: Bagaimana kita bisa bertahan hidup dalam dunia seperti
ini?
Daud pernah mengalami dunia yang seperti itu dengan musuh utama yang bukan
main-main: Raja Saul! Kebencian dan permusuhan Saul kepadanya seperti mengurung
dia. Ironisnya, Daud dibenci bukan karena kesalahannya tapi justru karena
kebaikannya! Saul iri, benci, dan enam kali bahkan dia berusaha membunuh Daud.
Maka Daud hidup dalam pelarian, dia dikejar-kejar, dia tinggal di gua-gua, dia
sangat menderita, bertahun-tahun lamanya. Apa yang membuat Daud bisa bertahan?
Dia bisa memimpin orang Israel, memelihara imannya, mengarang lagu-lagu pujian
bagi Tuhan, bahkan menjaga supaya tidak ada dendam dalam hatinya. Apa yang
membuat Daud bisa seperti itu?
Salah satu jawabannya adalah karena di tengah kebencian yang dia hadapi,
penderitaan yang dia tanggung, kepahitan hidup yang dia rasakan, Daud menemukan
kasih di dalam persahabatan. Dia menemukan itu pada orang-orang di sekitarnya
yang mengikuti dia. Tetapi, terutama, dia menemukan itu pada Yonatan.
Yonatan adalah anak raja Saul – musuh Daud. Persahabatannya dengan Daud
membuat hidupnya sangat complicated. Dia seorang putra mahkota, tetapi
bersahabat dengan Daud berarti merelakan untuk tidak menjadi raja dan
menyerahkan hak itu kepada Daud. Dia bahkan harus dibenci oleh ayahnya sendiri!
Tetapi, Yonatan mengasihi Daud. Dia percaya kepada Daud, dia tidak iri kepada
Daud, dia mendukung Daud, dia menyelamatkan Daud dari kejaran ayahnya dengan
meresikokan dirinya, dia hanya berharap Daud bisa menggenapi panggilan Tuhan
menjadi raja Israel yang baik. Apa yang dia dapat? Tidak ada, kecuali kasih
melalui persahabatan. Ironisnya, sejak dia menolong Daud melarikan diri, dia
tidak pernah bertemu lagi dengan Daud karena kemudian dia mati.
Persahabatan adalah anugrah Tuhan bagi kita di dalam dunia yang rusak ini.
Tetapi, persahabatan seringkali dianggap sesuatu yang sekuler - tidak ada
sangkut pautnya dengan kerohanian kita. Paling banyak kita hanya menyebut ayat
Alkitab yang mengatakan “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.
Maka biasanya kita hanya berpikir yang penting teman saya bukan orang jahat,
sudah cukup! Padahal persahabatan bukan hanya itu. Ada aspek spiritualitas dalam
persahabatan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dalam membangun hidup kita.
Berkenalan dengan banyak orang adalah hal yang baik. Bisa akrab dengan banyak
orang pergi bersama, tertawa bersama, menolong dan ditolong, adalah yang yang
besar. Tetapi, hal terbesar yang hanya dilakukan seorang sahabat adalah ketika
dia mengambil waktu untuk melihat apa yang ada di dalam diri kita. Dia melihat
kelemahan dan luka kita, lalu membalutnya dengan kasih. Kemudian dia melihat apa
yang Tuhan kerjakan di dalam kita, “the best in us”, lalu mendorong kita untuk
menumbuhkannya. Walaupun kadang dengan resiko, walaupun kadang harus berkorban,
semua dilakukan tanpa agenda, tanpa maksud tersembunyi, tetapi dilakukan karena
kasih Tuhan. Itulah sahabat!
Daud mengalami itu dari Yonatan. Dalam 1 Sam 18-20 berulang kali dikatakan
Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Dia tunjukkan kesetiaannya
kepada Daud. Dia mengerti kesusahan Daud, menangis bersamanya dan berkorban
untuknya. Dia melihat bahwa Tuhan memanggil Daud menjadi raja dan dia tahu bahwa
Daud akan menjadi raja yang baik, maka dia meneguhkan panggilan Daud dan
memberkatinya. Yonatan berkata, “Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan
menunjukkan kepadaku kasih setia Tuhan? Tetapi jika aku sudah mati, janganlah
engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya.” Hanya
itu yang dia minta: berkat bagi sahabatnya dan kasih setia Tuhan dari
sahabatnya. Sangat indah!
Menarik sekali bahwa Yesus juga menggambarkan hubungan-Nya dengan kita
seperti sahabat. Dia berkata, “kamu adalah sahabat-Ku”. Yesus melihat kelemahan
kita, luka kita, dan dengan kasih Dia membalutnya. Yesus tahu kelemahan kita dan
Dia mau kita menemukan kekuatan dari-Nya. Yesus memanggil kita untuk mengikut
Dia dan menjadi yang terbaik yang kita bisa. Karena Yesus adalah sahabat kita.
Bersyukurlah untuk persahabatan dan kasih dari orang-orang di sekitar kita.
Lalu, pikirkanlah bagaimana kita juga bisa menjadi sahabat bagi orang lain!
Afterword:
Saya diberkati Tuhan dengan banyak sahabat. Tentu tidak semua sama dekatnya
dengan saya, secara jarak ataupun perasaan, karena kita semua terbatas. Tetapi,
jauh atau dekat, sedikit atau banyak, persahabatan kalian sangat berarti bagi
saya. To you all, to each one of you, wherever you are, yes you! I just wanna
say, “I THANK MY GOD FOR YOU!” Happy belated friendship day!:-)
Pernah tahu lagu di bawah ini? Saya pertama kali mendengarnya dinyanyikan
oleh Paduan Suara Sion 1 GKY Green Ville. Lagu yang sangat indah dari Joseph
Martin yang diinspiraskan dari Fil 1:3-4: “Aku mengucap syukur kepada Allahku
setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku
selalu berdoa dengan sukacita.”
I thank my God for you
Each time I think of you
Each time I pray for
you,
I'm filled with thanks giving
For every word and deed
For helping those in need
I thank the Lord
for you and give Him the glory
And even when we are apart
You are always in my heart
We are bonded
by God's Holy Spirit
For we are one in God's embrace
One in love's unfailing grace
We
give voice to one great “Alleluia”
Alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia alleluia
I give thanks
I thank my God and give my praise
And when the day is done
And every race is run
God's perfect grace
will bring us home
We will be together forever and ever more
(Bagi yang ingin
tahu nadanya, ini linknya: http://www.jwpepper.com/sheet-music/media-player.jsp?&type=audio&productID=8067576)