Posisi dan fungsi adalah dua hal yang sering terkait tapi bisa dibedakan. Dengan posisi tertentu pasti ada fungsi yang bisa dan harus kita jalankan. Dan sebaliknya untuk menjalankan fungsi tertentu seringkali harus ada posisi tertentu. Maka keduanya memang terkait.
Tapi keduanya juga bisa dibedakan dengan jelas. Orang bisa menduduki posisi tertentu dan tidak menjalankan fungsi dengan baik. Orang seperti itu akan menjadi perusak. Sebaliknya orang bisa tanpa posisi yang patut tapi menjalankan fungsi dengan sangat baik. Orang seperti itu disayangkan karena seandainya dia punya posisi yang tepat, dia bisa menjalankan fungsinya dengan lebih baik.
Paulus pernah mengatakan dalam 1 Tim 3:1 - Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat (ἐπισκοπῆς: bishop, uskup) menginginkan pekerjaan yang indah (noble task).
Kalimat ini menunjukkan bahwa tidak salah menginginkan posisi. Tapi motivasinya adalah untuk fungsi (noble task – tugas,pekerjaan yang mulia).
Banyak orang berebut posisi karena mereka berpikir bahwa posisi adalah prestise, posisi adalah kuasa, posisi adalah hak. Bagaimna dengan fungsi? “Ah, itu mah gampang, saya pasti bisa”. Maka yang berkuasa adalah kedagingan. Pokoknya posisi dulu – fungsi? saya pasti bisa!
Mengapa kita tidak membaliknya: Fungsi apa yang kita inginkan? Berdasarkan kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada kita, berdasarkan pergumulan saya pribadi dengan Tuhan, berdasarkan peneguhan dari orang-orang di sekitar saya, fungsi apa yang seharusnya kita jalankan? Kalau untuk menjalankan fungsi itu diperlukan posisi, inginkanlah juga posisi itu karena Tuhan - dan bukan karena diri. Tapi kalaupun posisi tidak ada, karena alasan apapun, anggaplah bahwa Tuhan menganggap baik kita tanpa posisi itu. Dan tetaplah lakukan fungsi sebisa mungkin!
That simple! Betulkah? Ya dan Tidak. Seharusnya Ya, tapi menjadi Tidak karena kedagingan kita. Let’s make it simple again.