Friday, December 07, 2012

The Pastor: A Memoir - Eugene H. Peterson

Saya baru saja selesai membaca buku ini, sebuah autobiografi setebal 317 halaman. Memang tidak terlalu tepat disebut autobiografi karena dia tidak menuliskan sejarah hidupnya, tetapi berbagai cerita yang membentuk hidupnya sebagai seorang pastor. Mungkin seperti yang dia sebutkan dalam judul, genre buku ini memang lebih tepat disebut: A Memoir.

Sudah lama saya mengagumi Eugene Peterson dan buku-bukunya pun mempengaruhi pelayanan
saya. Buku yang satu ini memberikan sekelumit kisah di balik penulisan buku-bukunya yang lain, peristiwa apa, pemikiran apa, momen apa, yang mendorong dia menuliskan buku-bukunya.

Dari buku-bukunya yang lain, saya mendapatkan pengertian bagaimana menjadi seorang pastor, yang tidak dibentuk oleh konsep umum dunia tentang pastor tetapi dibentuk oleh Alkitab. Eugene membuat saya melihat keunikan panggilan saya dan kedalaman misteri yang terlibat di dalamnya. Dia menjadi sahabat saya dalam menjalani panggilan sebagai seorang pastor. Dan buku ini melengkapi apa yang saya tahu tentang dia, pemikirannya dan konsepnya tentang panggilan seorang pastor.

Dia melihat bahwa berbagai peristiwa dalam hidupnya yang seperti tidak berkaitan satu sama lain, ternyata adalah bagian dari puzzle yang membentuk hidupnya menjadi seorang pastor. Dia menulis tentang cerita-cerita masa lalunya - tentang ayahnya, ibunya, pamannya, pendetanya, dll - yang membangkitkan imajinasinya tentang kehidupan, tentang pelayanan, tentang pastor. Lalu dia bercerita tentang bagaimana dia menjadi pastor, siapa saja yang menjadi sahabatnya menjalani panggilannya, dan berbagai peristiwa yang dia alami dalam kehidupan sebagai pastor.

Membaca buku ini, saya merasa dia tidak mencoba menggurui dengan berbagai konsep dan teori menjadi seorang pastor. Eugene menempatkan dirinya sebagai seorang yang dibentuk dan dipanggil Tuhan menjadi seorang pastor. Seorang manusia biasa yang lemah, tapi terus berjalan dengan sahabat-sahabat sesama pastor. Seperti sedang berada di bukit, dia memperlihatkan bunga-bunga, duri-duri, jalan yang pernah dia lalui dan jalan yang berbahaya, dalam kehidupan pastor.

Salah satu yang sangat menarik – dan langsung saya share ke istri saya adalah kisahnya tentang istrinya. Istrinya, Jan, terpanggil menjadi pastor’s wife. Dan itu bukan pelengkap, bukan posisi yang ada job description-nya, tetapi pastor’s wife juga adalah sebuah panggilan, vocation, holy order.

Saya berharap setiap pastor membaca buku ini. Bukan saja membacanya tetapi menjadikannya sebagai model untuk memikirkan panggilan dan kehidupan mereka sendiri.

Dan terakhir, saya juga berharap para pemimpin gereja, para majelis, pengurus, membaca buku ini. Ini akan menolong mereka untuk menjadikan gereja mereka sebagai gereja. Ini akan menolong mereka untuk menolong pastor mereka menjadi pastor.