Minggu lalu adalah kebaktian penutupan semester di TTC. Saya jarang menghadiri chapel service di TTC karena selain beban studi saya punya cukup banyak komitmen lain. Tapi kali ini adalah kebaktian penutupan. Saya ingin menghadirinya sekedar penanda bahwa satu semester sudah berlalu.
Pagi itu sempat muncul keraguan untuk hadir karena siangnya saya akan kembali ke Indonesia sementara masih ada khotbah yang harus dipersiapkan! Akhirnya saya tetap hadir. Dan saya bersyukur. Kebaktian itu sungguh menjadi penanda bagi saya, satu semester Tuhan sudah memimpin, satu semester sudah saya hidup di tengah komunitas kecil bernama TTC.
Minggu sebelumnya saya menyerahkan proposal disertasi kepada supervisor saya. Sebetulnya bagi saya proposal itu belum baik karena masih banyak ketidakjelasan. Tapi saya sudah mentok. Apalagi bagian outline, saya tidak tahu harus menulis apa. Tapi waktu sudah sangat mepet... hanya satu minggu sebelum semester berakhir. Kalau saya tidak menyerahkannya maka pasti akan mundur ke Januari. Akhirnya saya selesaikan bagian outline dengan asal-asalan. Saya serahkan proposal itu disertai email 'permohonan'. Kira-kira isinya memohon maaf karena sangat terlambat, tapi kalau boleh saya minta waktu ketemu sebelum libur, tapi kalau tidak bisa saya mengerti bla..bla..bla... Keesokan harinya saya terkejut karena menerima email dari dia mengundang saya untuk bertemu 1 hari sebelum penutupan semester.
Hati saya separuh kebat-kebit separuh "que sera sera" ketika bertemu dengan dia. Ternyata proposal saya disetujui! Tapi sesuai dugaan, outline saya harus direvisi (ya iya lah...). Saya sudah bisa mulai menulis disertasi saya. Dia hanya minta saya mengirim email mengenai outline yang direvisi.
Semangat belajar saya sedang tinggi. Saya makin mencintai topik yang akan saya tulis ini. Bagi yang pernah tahu, waktu itu saya bercerita bahwa topik saya adalah "Flesh/Spirit Antithesis in Paul". Setelah bergumul lagi, saya memperbaikinya menjadi "Pauline Ethics of Spirit in the Letter to the Galatians". Rasanya masih perlu diperhalus, tapi biarlah nanti saja.. hanya masalah supaya lebih keren.
So here I am, celebrating what God has given and how He has led me thus far. Thanks be to God!