Steve Green mengambil syair ini dari kisah di dalam Injil. Saya kira dia mengambil syair lagunya dari Matius 26.6-13/Markus 14.3-9/Yohanes 12.1-8 (walaupun kisah yang serupa juga ada di Lukas 7.36-50), yaitu ketika Maria mengurapi Yesus di Betania beberapa hari sebelum Jumat Agung. Yesus sendiri berkata tentang peristiwa itu, "Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan utuk penguburan-Ku" (Mrk 14.8).
Klip video di bawah ini dibuat oleh istri saya beberapa tahun lalu:
One day a plain village woman
Suatu hari ada seorang wanita desa yang sederhana
Driven by love for her Lord
Digerakkan oleh kasih kepada Tuhan-nya
Recklessly poured out a valuable essence
Dengan sembrono menuangkan minyak wangi yang berharga
Disregarding the scorn
Tanpa mempedulikan cemoohan
And once it was broken and spilled out
Dan begitu (botol) minyak wangi itu dipecahkan dan ditumpahkan
A fragrance filled all the room
Bau wangi memenuhi seluruh ruangan
Like a pris'ner released from his shackles
Seperti tahanan yang dibebaskan dari ikatannya
Like a spirit set free from the tomb
Seperti roh yang dibebaskan dari kuburan
Tiba-tiba di tengah lagu ini, subjek dan objeknya berubah. Bukan lagi tentang "wanita itu" tetapi tentang "saya". Dan di akhir bagian ini, bahkan bukan lagi tentang "minyak wangi yang ditumpahkan" tetapi tentang "saya yang rela ditumpahkan".
Broken and spilled out
Dipecahkan dan ditumpahkan
Just for love of you Jesus
Hanya karena kasih untuk-Mu Yesus
My most precious treasure lavished on Thee
Hartaku yang paling berharga dihamburkan pada-Mu
Broken and spilled out
Dipecahkan dan ditumpahkan
And poured at Your feet
Dan dituangkan pada kaki-Mu
In sweet abandon, let me be spilled out
Dalam penyerahan yang manis, biarkan aku ditumpahkan
And used up for Thee
Dan dipakai habis untuk-Mu
Di bagian akhir lagu ini, sekali lagi subjek dan objeknya berubah. Kali ini, bukan lagi wanita itu dan bukan lagi saya yang menumpahkan minyak wangi, tetapi Allah! Bukan lagi tentang minyak wangi atau saya yang ditumpahkan, tetapi Yesus!
Lord You were God's precious treasure
Tuhan Engkau adalah harta Allah yang berharga
His loved and His own perfect Son
Anak-Nya sendiri yang dikasihi dan sempurna
Sent here to show me the love of the Father
Diutus untuk menunjukkan kepadaku kasih Bapa
Just for love it was done
Untuk kasih itu dilakukan
And though You were perfect and holy
Dan sekalipun Engkau sempurna dan kudus
You gave up Yourself willingly
Engkau memberikan diri-Mu dengan rela
You spared no expense for my pardon
Engkau tidak menyayangkan apapun demi pengampunanku
You were used up and wasted for me
Engkau dipakai habis dan dihamburkan untukku
Broken and spilled out
Dipecahkan dan ditumpahkan
Just for love of me Jesus
Hanya karena kasih untukku Yesus
God's most precious treasure lavished on me
Harta Allah yang paling berharga dihamburkan padaku
You were broken and spilled out
Engkau dipecahkan dan ditumpahkan
And poured at my feet
Dan dituangkan pada kakiku
In sweet abandon Lord
Dalam penyerahan yang manis Tuhan
You were spilled out and used up for me
Engkau ditumpahkan dan dipakai habis untukku
Segalanya menjadi terbalik!. Kita pikir kita yang mengasihi Allah. Kita pikir kita yang memecahkan dan menumpahkan harta kita, diri kita, segala yang berharga bagi kita, untuk Yesus. Tetapi Allah sudah memecahkan dan menumpahkan Yesus untuk kita. Harta Allah yang paling berharga dihamburkan pada kita! Dia dipecahkan, ditumpahkan, dan seperti - saya tidak tega bahkan untuk menuliskan ini - dituangkan pada kaki kita. Oh Tuhan, how can it be!
Yesus ditumpahkan dan dipakai habis untuk kita. Bisakah kita tidak melakukan yang sama - yang sebenarnya jauh jauh jauh lebih rendah dari yang dilakukan Allah?
Maka dua kalimat ini terngiang-ngiang di telinga saya:
In sweet abandon Lord, You were spilled out and used up for me.
In sweet abandon, let me be spilled out and used up for Thee.
Selamat Jumat Agung dan Paskah!