Beberapa hari yang lalu dalam KTB di Youth Fellowship, kami membahas Efesus 4:1-16. Saya menemukan bahwa Alkitab terjemahan bahasa Indonesia sangat tidak enak untuk bagian ini. Maka kami memakai terjemahan bahasa Inggris versi NIV.
Beberapa hal saja yang ingin saya bagikan:
Ay. 7-8: “But to each one of us grace has been given as Christ apportioned it. This is why it says: "When he ascended on high, he took many captives and gave gifts to his people.” Bagi setiap kita Kristus memberikan kasih karunia sebagaimana yang Dia sudah tentukan. Dia memberikan pemberian2 (gifts) kepada umat-Nya. Dan pemberian apa, berapa ukurannya, Kristus tentukan.
Ay. 11: “So Christ himself gave the apostles, the prophets, the evangelists, the pastors and teachers,” Selain pemberian bagi pribadi2 umatNya, Kristus memberikan pemberian melalui para pemimpin gereja. Dan tujuannya bukan supaya mereka mengerjakan semua pelayanan tapi…
Ay. 12: “to equip his people for works of service” Pernahkah anda berpikir bahwa para hamba Tuhan, pastors, teachers, diberikan Tuhan untuk memperlengkapi umatNya untuk pelayanan!? Mereka adalah pemberian Tuhan bagi gereja, supaya tiap orang, TIAP anak Tuhan, bisa melayani!
Saya langsung singkat saja ke ayat terakhir:
Ay.16: “From him the whole body, joined and held together by every supporting ligament, grows and builds itself up in love, as each part does its work” Tubuh Kristus ini, dipersatukan dan diikat oleh “every supporting ligament”. Kalau kita ikuti logika Paulus, maka sangat logis kalau yang dimaksud dengan “every supporting ligament”, adalah “apostles, prophets, evangelists, pastors, teachers”. Tubuh Kristus itu, dipersatukan, diikat, dikuatkan, ditopang, oleh para hamba Tuhan yang Tuhan berikan untuk gereja-Nya. Dan dengan cara demikian, tubuh itu menerima pertumbuhan dari Kristus, membangun dirinya di dalam kasih. DANNN… jangan lupa frase terakhir: as each part does its work! Ini luar biasa. Semua itu terjadi ketika tubuh itu, masing2 bagiannya mengerjakan pekerjaannya. Hamba Tuhan dipakai Tuhan untuk menopang, untuk memperlengkapi. Tapi tujuan akhirnya adalah semua mengerjakan bagiannya, semua mengerjakan pelayanan. Dengan cara itulah, tubuh menerima pertumbuhannya dari Kristus.
Salah satu kelemahan besar orang Kristen adalah menganggap dirinya hanya ‘bantu-bantu dikit’, sementara semuanya tugas hamba Tuhan. Kalaupun dia ‘bantu-bantu banyak’, begitu menyentuh hal-hal yang bersifat mengajar, membimbing, mendoakan, langsung yakin itu bukan bagiannya.
Kadang saya mengurut dada melihat bagaimana orang Kristen bersikap dalam pelayanan. Coba kalau ada keluarga, baik yang dekat maupun superrrrr… jauh, atau teman dari papa punya adik punya teman kebetulan istri bossnya lagi sakit, siapa yang diminta untuk datang dan berdoa? Hamba Tuhan. Coba kalau ada salah satu anggota keluarga yang hampir meninggal dan belum percaya, siapa yang diminta untuk datang dan menginjili? Hamba Tuhan. Pertanyaan saya, lalu apa tugas orang Kristen yang ada di sekitar orang itu? Apakah mereka tidak bisa berdoa? Apakah mereka tidak bisa menyampaikan berita Injil? Biasanya ditambah dengan pesan: “Ini darurat, tolong segera datang, layani” dan tidak ada yang melayani orang itu sebelum Hamba Tuhan tiba.
Pernah ada orang yang menemani salah satu keluarganya yang sakit. Selama orang itu sakit, tidak banyak yang bisa dilakukan. Maka ada ide bagus, bagaimana kalau ada PA untuk orang itu? Bukankah dia perlu Firman Tuhan? Dan karena orang itu banyak waktu (sedang sakit), bagaimana kalau PA tiap hari? Ide sangat bagus! Tapi siapa yang harus memimpin? Hamba Tuhan!!! Pertanyaan saya sederhana, lalu mengapa bukan dia? Berapa tahun dia jadi orang Kristen? Tidak bisakah membuka Alkitab, membacakannya, merenungkannya, atau mencari bahan yang bisa dia bagikan?
Saya tidak mengeluh untuk tugas saya, tapi saya mengeluh melihat banyak orang Kristen tidak melakukan bagiannya. Coba ihat di gereja berapa banyak orang Kristen yang tidak pernah melakukan apapun juga untuk pekerjaan Tuhan! Saya tahu pelayanan bukan hanya di gereja, dimana saja. Tapi silakan deh dihitung pelayanan yang di luar, mendoakan orang, menuntun teman yang sedang membutuhkan bimbingan rohani, bersaksi kepada orang di kantor, apa saja… coba lihat berapa banyak yang tidak pernah mengerjakan “the work of service” itu. Coba lihat juga berapa banyak yang pelayanan hanya ‘bantu-bantu dikit’, hanya ‘sibuk-sibuk dikit’. Maka banyak yang melakukan ‘Christian work’ tapi pasti bukan ‘the work of service’ dan bukan ‘his part’.
Mungkin memang salah hamba Tuhan, lupa bahwa dirinya dipanggil “to equip His people for works of service” sehingga tidak melakukan bagiannya. Dan salah orang Kristen juga yang tidak melihat bahwa dia sudah terima gifts dari Kristus. Dan ketika ada hamba Tuhan, itu juga adalah gifts dari Kristus untuk menolong dia melayani.
Alangkah indahnya ayat ini: “From him the whole body, joined and held together by every supporting ligament, grows and builds itself up in love, as each part does its work” (Eph 4:16).