Wednesday, August 03, 2011

John Stott

John Stott, seorang teolog, penulis, gembala, pemimpin Kristen yang besar, meninggal pada tgl. 27 Juli yang lalu (waktu Inggris – 28 Juli waktu Indonesia). Saya ‘mengenal’ dia melalui buku2nya. John Stott adalah seorang yang pikirannya sangat tajam dan kemampuannya sangat luas. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai pemimpin dari gerakan Injili seluruh dunia. Dia juga menjadi tokoh pencetus Lausanne Covenant di tahun 1974 yang kemudian menjadi gerakan dan networking penginjilan bagi gereja2 seluruh dunia.

Di bawah ini adalah klip video yang dikeluarkan oleh Langham Partnership. Satu kalimat yang menarik di dalam video ini:
…John Stott travelled extensively. And often he would asked church leaders in majority world countries, what their greatest need was. And they said: “Help our pastors to preach and teach the Bible effectively!”
John Stott mendirikan Langham Partnership untuk menjawab kebutuhan itu. John Stott ingin gereja2 di negara2 berkembang bertumbuh dalam kedewasaan dan kedalaman. Maka Langham Partnership menyediakan buku-buku, training2 dan bahkan beasiswa bagi mereka yang ingin studi doktoral dalam bidang teologi supaya bisa kembali ke negaranya dan mengajar para hamba Tuhan dengan lebih baik.

Saya bertanya2 apakah itu juga yang diserukan oleh gereja2 di Indonesia? Jelas itu sangat dibutuhkan! Tapi apakah itu yang diminta oleh gereja2 di Indonesia? Saya ragu. Tidak banyak gereja di Indonesia yang melihat pentingnya memiliki para hamba Tuhan yang bisa mengajar dengan baik dan mendalam.

Saya sendiri merindukan lebih banyak orang Kristen di Indonesia yang belajar dengan sangat mendalam untuk menjadi para pemimpin yang baik. Ada yang belajar teologi sedalam mungkin untuk berkhotbah dan mengajar dengan baik. Ada yang menjadi ekonom, guru, politikus, apa saja. Orang-orang Kristen dengan iman yang baik perlu didorong untuk belajar. Kita perlu lebih banyak lembaga beasiswa untuk itu di Indonesia.

Kekristenan kehilangan seorang hamba Tuhan yang sangat baik. Tapi seperti yang terjadi sepanjang zaman, manusia datang dan pergi, tapi kerajaan Tuhan kekal selamanya. Manusia datang dan pergi, tapi pekerjaan Tuhan tetap berjalan dalam dunia ini sampai Tuhan datang. Kita datang dan pergi untuk dipakai Tuhan berbagian dalam pekerjaan-Nya. John Stott dengan segala karunia dan perlengkapan yang Tuhan berikan kepadanya, sudah menyediakan diri untuk dipakai Tuhan. Sekarang giliran kita.