Rasul Yohanes seringkali disebut sebagai "the beloved disciple" (murid yang dikasihi) di dalam Alkitab. Tetapi gereja kemudian juga menyebutnya sebagai "the apostle of love" (rasul kasih).
Membaca tulisan Yohanes dalam Injil dan juga surat-suratnya, membuat saya mengerti mengapa ia disebut seperti itu. Di dalam Injil Yohanes, dia mencatat perintah Yesus untuk murid-muridNya, orang-orang yang percaya kepadaNya, supaya mereka saling mengasihi: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh 13:34-35). Bukan 1X dia tuliskan ini tetapi beberapa kali dengan kalimat yang mirip untuk menekankan maksudnya: Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu (Yoh 15:12); Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain (Yoh 15:17).
Di dalam surat 1 Yohanes, dia mengulang perintah Yesus untuk saling mengasihi di antara sesama orang percaya (saudara) dengan berbagai cara. Ketika saya membaca surat 1 Yohanes, kadang saya merasa lelah dengan kalimat-kalimat yang seperti pengulangan terus menerus. Untuk mengutip beberapa saja:
Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan (1 Yoh 2:10)
Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut (1 Yoh 3:14)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah (1 Yoh 4:7)
Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasihNya sempurna di dalam kita (1 Yoh 4:12)
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1 Yoh 4:21)
Dalam surat yang sangat pendek (105 ayat), entah berapa kali dia mengulang perintah-perintah seperti itu. Saya sangat tertarik ketika Rodney Whitacre (dalam IVPNTC: John) mengutip dua kisah dari gereja mula-mula tentang Yohanes:
Waktu Yohanes sudah sangat tua, setiap kali dia dibawa ke pertemuan jemaat dia akan selalu berkata, "Little children, love one another." Ketika murid-muridnya bosan dengan perkataannya, mereka bertanya, "Guru, mengapa engkau selalu mengatakan itu?" Dan Yohanes menjawab "Ini adalah perintah Tuhan. Jika ini saja dilakukan, sudah cukup" - Jerome (abad ke-4-5)
Ketika Yohanes bertemu dengan seorang penjahat yang bertobat tapi jatuh lagi ke dalam dosa, dia mendorong penjahat itu untuk bertobat dan berkata, "Jika harus, aku akan rela menderita kematian bagimu, sebagaimana Tuhan menderita bagi kita, bagi hidupmu, aku akan berikan hidupku" - Clement of Alexandria (abad ke-2-3)
Dia bukan saja mengulang-ulang perintah tentang kasih di dalam tulisannya, tetapi juga di dalam perkataannya dan tindakannya. Yohanes, sungguh tepat disebut "the apostle of love." We really have much to learn from him.