Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu-- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali--, tetapi Iblis telah mencegah kami (1 Tes 2:18)
Paulus pernah datang ke Tesalonika, memberitakan Injil dan mendirikan gereja di sana. Tetapi karena kerusuhan disana (dikisahkan dalam Kis 17:1-10), maka mereka bergegas dipaksa oleh jemaat untuk meninggalkan kota itu. Peristiwa ini disebut oleh Paulus sebagai "we were torn away from you" (1 Tes 2:17 NIV - terj. LAI: terpisah dari kamu). Paulus tahu tugasnya di Tesalonika belum selesai, ada hal-hal yang belum dia ajarkan kepada mereka, maka ketika harus pergi dia merasa seperti dirampas dari jemaat Tesalonika.
Itu sebabnya dia berkata bahwa dia "sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk" jemaat Tesalonika lagi (1 Tes 2:17). Dan di dalam ay.18 sekali lagi dia katakan bahwa mereka ("kami" - mungkin Paulus dan Silas atau rekan-rekan lainnya) telah berniat untung datang kepada jemaat Tesalonika. Dan mereka tidak main-main, bukan sekedar ingin, tapi sungguh-sungguh berusaha.
Untuk menekankan maksudnya, Paulus berkata "aku" - paling tidak "aku sendiri" sudah berusaha dan bukan sekali tapi lebih dari sekali. Istilah Yunani yang dipakai adalah "satu kali dan dua kali" yang bisa diterjemahkan "lagi dan lagi, berkali-kali". NIV menterjemahkannya sebagai "I, Paul, did, again and again". Sangat besar usaha Paulus untuk kembali kepada mereka.
Tetapi -dia katakan- "Iblis telah mencegah kami". Istilah "mencegah" kurang kuat. Istilah Yunani yang dipakai adalah enekopsen yang berasal dari dunia militer yang dipakai ketika tentara menghancurkan jalan supaya tidak bisa dilalui oleh musuh. Ini istilah perang! Iblis menutup jalan, menutup kemungkinan, menghentikan usaha Paulus dan rekan-rekannya untuk maju terus ke Tesalonika. Untuk apa? Supaya Paulus tidak bisa memperlengkapi jemaat Tesalonika lebih jauh, supaya Paulus tidak bisa menjadi berkat di sana, supaya jemaat Tesalonika bisa lebih mudah dikacaukan, atau entah apa lagi tujuan Iblis. Bagaimana Iblis menutup jalan itu tidak dijelaskan kepada kita, tetapi Paulus sangat jelas bahwa pekerjaan pelayanannya terhambat karena pekerjaan Iblis.
Pernahkah kita berpikir seperti Paulus? Ketika pelayanan terhambat, mungkin karena penyakit, mungkin karena keributan di antara pelayan, atau karena halangan-halangan lain, adalah karena pekerjaan Iblis (tidak selalu memang tetapi paling tidak Iblis senang melihatnya). Pelayanan bukan sekedar sibuk-sibuk mengerjakan ini dan itu atau mengatur berbagai hal supaya rapi, tetapi ini adalah peperangan rohani!
Alangkah beratnya peperangan ini kalau seringkali kita mempermudah musuh untuk menyerang kita dengan kebodohan, kesombongan dan dosa di antara kita sendiri. Kita berebut posisi, kita saling curiga, kita marah kepada saudara-saudara kita karena alasan sederhana, kita malas berbagian, bagaimana kita bisa berperang dengan baik?
Dan alangkah tidak mungkinnya kita menangkan perang ini dengan kekuatan sendiri. Kita hanya dan hanya bekerja, ditempel dengan "a little prayer". Iblis terus giat bekerja, mencegah, menutup, menghancurkan, menghentikan. Dan kita ingin melawannya dengan kekuatan kita? No way! Kita harus berdoa dan berdoa dengan sungguh-sungguh meminta pertolongan Tuhan. Be aware! We are in spiritual warfare. Iblis adalah musuh yang sangat real, tapi ingat dia bukan musuh yang mahakuasa karena yang mahakuasa hanyalah Tuhan.