(Posted in 26 June 2008)
Tema yang mendasari kitab Imamat adalah fellowship with the Holy (persekutuan dengan Sang Kudus). Kitab Imamat dari depan sampai belakang berbicara soal imam, korban, peraturan kesucian ibadah dan peraturan kesucian hidup. Maka isi kitab Imamat adalah seputar bagaimana hidup dan bersekutu dengan Tuhan yang kudus.
Bersekutu dengan Sang Kudus adalah hal yang mudah karena kita bahkan diundang untuk itu. Tetapi itu juga bukan hal yang mudah karena kita cenderung melawan Dia. Dan ketika kita melawan Dia, kita menghancurkan persekutuan itu.
Imamat 26 dibagi menjadi 2 bagian: bagian berkat jikalau mereka mentaati Tuhan dan bagian kutuk jikalau mereka tidak mentaati Tuhan.
Bagian berkat dimulai dengan syarat (ay.3): kalau kamu “hidup menurut ketetapanKu” (walk in my laws), “berpegang pada perintahKu” (keep my Commandments) dan “melakukannya” (do them). Kalau mereka sungguh seperti demikian, maka Tuhan memberkati mereka.
Bagian kutuk dimulai dengan kalimat: “Tetapi jika kamu tidak mendengarkan Daku…" (ay.14-15). Jikalau mereka lakukan itu, Tuhan akan menghukum mereka.
Rentetan hukuman yang dituliskan terdengar sangat keras, dari mulai penyakit, tanah yang tidak menghasilkan, binatang buas, sampai yang paling mengerikan dikatakan mereka akan memakan anak mereka sendiri. Rentetan hukuman ini seperti: “Kalau tidak bertobat, ini hukumannya, kalau tidak bertobat lagi, ini tambahannya lagi, kalau masih kurang, ini tambahannya lagi…”. Sangat keras sekali!
Tetapi coba kita pikir dari sisi lain. Kalau hukumannya sederhana dan Tuhan hanya berkata “Jika kamu tidak mendengarkan Daku, Aku tinggalkan kamu”. Apa yang terjadi? Jauh lebih hancur, tidak akan ada yang tahan!
Bayangkan jika ada orang tua yang kesal dengan anaknya yang masih berusia dua tahun, lalu ia menghukum anaknya bukan dengan memarahi, bukan dengan memukul, tapi meninggalkannya di rumah sendirian! Anaknya pasti mati. Itu justru hukuman yang sangat kejam!
Maka dalam daftar hukuman bagi umat Tuhan ini, justru kita melihat keindahan kasih Tuhan. Tuhan tidak tinggalkan umatNya tetapi Tuhan pukul supaya mereka kembali taat. Dan yang sangat indah, kalau mereka kembali, Ia masih disana, Ia tidak pernah tinggalkan, Ia sambut mereka lagi.
Di bagian yang terakhir (ay.40-46), setelah kutukan yang begitu panjang, Tuhan sekali lagi mengungkapkan berita anugrah: “Tetapi bila mereka mengakui kesalahan mereka…Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan Yakub,…Ishak… dan Abraham”.
Pola ini terus terulang di dalam PL. Tuhan menyampaikan berkat yang diberikan kalau mereka taat dan Tuhan menyampaikan kutuk yang dijatuhkan kalau mereka tidak taat. Tetapi selalu diakhiri dengan berita anugrah “kalau kamu bertobat…”.
Bahkan Tuhan katakan: “Apabila mereka ada di negeri musuh mereka, Aku tidak akan menolak mereka dan tidak akan muak melihat mereka, sehingga Aku membinasakan mereka dan membatalkan perjanjian-Ku dengan mereka, sebab Akulah Tuhan, Allah mereka”.
Lihat! Tuhan tidak pernah tinggalkan dan buang umatNya. Hati Tuhan masih selalu menunggu. Tuhan hanya mau mereka kembali kepada Dia. Hanya mengakui kesalahan dan dosa mereka, merendahkan diri di hadapanNya dan mohon kemurahanNya, itu yang Tuhan mau. Dan persekutuan dengan Sang Kudus akan dipulihkan.
Saat ini dimana posisi kita? Apakah dalam persekutuan yang baik dengan Sang Kudus? Atau justru sedang melawan Dia? Kalau kita sedang melawan Tuhan, yang Tuhan inginkan adalah kembali mengaku dosa, merendahkan diri lagi dihadapan Tuhan, dan Tuhan akan memulihkan lagi.
Lihat! Tuhan tidak pernah tinggalkan dan buang kita, umatNya. Hati Tuhan masih selalu menunggu!