Thursday, November 03, 2011

Book Lover?

Suatu kali ada pemberitahuan dari TTC bahwa salah seorang alumni TTC ingin menjual sebagian bukunya dan membagikan sebagian lagi bukunya. Yang berminat, silakan langsung menghubungi dia.

Tadinya saya tidak tertarik kesana karena saya terlalu sibuk. Tapi akhirnya saya menghubungi dia dan kemudian pergi ke rumahnya. Saya datang agak ‘terlambat’ karena sudah banyak orang yang ke rumahnya dan mengambil buku2 yang baik. Tapi masih cukup banyak buku yang dia tumpuk begitu saja di ruang depan rumahnya. Dan saya dipersilakan untuk melihat, memilih dan mengambil berapa saja yang saya inginkan. Ada yang dia jual ada yang dia berikan gratis.

Saya sempat bertanya kepada dia apa alasannya. Dia berkata bahwa dia ingin pindah ke rumah yang lebih kecil dan rumahnya tidak akan mampu menampung buku2 yang dia miliki. Dia punya sekitar 8000 buku! Saya kaget, itu jumlah yang sangat besar! Dan dia berkata bahwa dia ingin kurangi sampai sekitar 1000 saja yang dia bawa. Usianya sudah hampir 60 tahun dan dia merasa sudah cukup untuk dia memiliki buku2 itu, tidak banyak lagi kesempatan membaca dan sudah waktunya untuk dia bagikan ke orang lain. Lalu dia berkata, “berpisah dengan buku2 ini, saya merasa sakit.”

Mendengar kalimat dia membuat saya berpikir bahwa suatu kali saya juga akan melakukan yang sama seperti dia. Saya juga pencinta buku – book lover – dan pasti juga sakit bagi saya berpisah dengan buku2 saya (sekarang saja saya kangen dengan buku2 yang saya tinggal di Jakarta). Tapi saya juga jadi berpikir, apakah perlu untuk memiliki buku sebanyak itu? Beberapa buku saya lihat masih baru, tidak ada tanda bekas dibaca. Bahkan ada yang masih dibungkus platik belum dibuka.

Peristiwa ini menjadi reminder bagi saya. Kita manusia selalu cenderung berlebihan. Kita selalu cenderung menginginkan dan membeli apa yang kita suka sampai jauh melebihi kebutuhan kita! Baik itu mobil, tas, baju, sepatu, perhiasan, barang koleksi, atau laptop, handphone yang kita ganti lebih sering dari yang kita perlu.

Kembali ke masalah buku, saya berjanji pada diri sendiri untuk membeli buku yang memang perlu dan akan dibaca. Selama di TTC saya juga mendapat banyak kesempatan mendapat buku gratis atau membeli buku dengan harga murah. Saya bisa serakah, ambil sebanyak2nya. Pertanyaannya adalah apakah saya perlu? Saya mencoba melatih diri dengan hanya membeli atau mengambil buku yang saya tahu memang perlu. Kalau setelah saya baca sedikit, ternyata saya salah dan tidak perlu buku itu, atau setelah membaca 1X rasanya saya tidak akan memerlukannya lagi, saya akan berikan kepada orang lain atau saya letakkan di ‘free books corner’ di perpustakaan. Saya juga mencoba menyortir buku2 saya di Jakarta yang tidak terlalu saya perlukan dan saya menemukan cukup banyak, lebih dari 60 yang tidak saya perlukan lagi. Sebagian kecil, buku2 yang mahal saya jual murah, sisanya langsung saya bagikan.

Dengan cara demikian saya melatih diri untuk terus decluttering hidup saya. Mari belajar prinsip ini: Beli seperlunya dan berikan secepatnya. Karena kita cenderung serakah, ada orang yang senang membeli terus (lebih dari yang dia perlu) tapi juga senang membagi, dan dia rasa tidak masalah. Saya yakin itu juga salah! Beli hanya seperlunya! Lalu apa yang tidak kita perlukan, berikan secepatnya kepada yang memerlukan.

Di bawah ini adalah buku2 yang saya ambil waktu itu. Saya akan nikmati dulu sambil berpikir mana yang perlu dan mana yang tidak :-)