Kemarin saya baru selesai membaca ulang Alkitab dari Kejadian-Wahyu. Rencana awalnya saya ingin menyelesaikannya dalam 2 tahun, tetapi akhirnya molor 3 bulan lebih :-)
Selama bertahun-tahun saya sudah berkali-kali mengganti metode saat teduh saya. Saya pernah menggunakan buku saat teduh: Renungan Harian, Santapan Harian, Encounter With God - yang terakhir ini sangat bagus!!! Saya pernah menggunakan Alkitab bahasa Indonesia saja tanpa buku renungan. Saya pernah menggunakan Alkitab bahasa Inggris saja (beberapa versi). Saya pernah menggunakan buku tafsiran, 1 buku untuk 1 kitab dalam PB, walaupun tidak selesai tapi lumayan hampir habis. Beberapa tahun belakangan ini saya hanya menggunakan Alkitab bahasa Inggris saja tanpa buku renungan ataupun tafsiran.
Tempat saya ber-saat teduh pun terus berganti-ganti. Saya pernah menikmati saat teduh dengan duduk di teras rumah (tentunya di Jakarta) dengan segelas kopi di tangan :-) Saya pernah menikmati saat teduh di pinggir kolam renang, di taman, di perpustakaan, di macam-macam tempat.
Tidak jarang saya mendengar orang Kristen mengatakan bosan dengan saat teduhnya. Pertanyaan saya selalu adalah, "Lalu kenapa tidak mengganti metodenya?" Metode yang paling umum dilakukan orang Kristen adalah menggunakan buku renungan dan caranya pun sangat buruk: (1) Doa super singkat, (2) Baca ayat Alkitab yang tertulis di situ cepat-cepat (kadang memang hanya satu atau beberapa ayat), (3) Baca renungan yang berupa cerita sederhana, (4) Doa super singkat lagi. Seringkali semuanya dilakukan di kendaraan umum atau di kantor dalam suasana yang sangat tidak teduh! Sounds familiar? Tidak heran kalau bosan! "Saat teduh" adalah saat untuk teduh - dengan Tuhan. Ada waktu mendengar suara-Nya lewat Alkitab, ada waktu untuk merenungkan hidup di hadapan-Nya, dan ada waktu untuk bicara dengan-Nya dalam doa. Bukan sambil lalu, bukan asal-asalan, tapi dengan nikmat dalam keteduhan. Metode apa saja boleh digunakan untuk menolong kita ber-saat teduh.
Hari ini, tepat 1 Oktober 2014, saya memulai kembali membaca ulang Alkitab. Kali ini saya menggunakan Parallel Bible: New American Standard Bible - The Message. New American Standard Bible adalah terjemahan modern yang cenderung literal tapi tidak kaku. Saya pernah menggunakannya dulu dan saya menyukainya. The Message, yang dikerjakan oleh Eugene Peterson selama 10 tahun, adalah terjemahan Alkitab dalam bentuk parafrase. The Message memang tidak bermaksud menjadi terjemahan Alkitab yang sangat akurat, tetapi berusaha mengkalimatkan ulang Alkitab untuk menekankan pesannya. Seperti berkhotbah langsung melalui pembacaan Alkitab!
May God bless me, guide me, and strengthen me through His Holy Word!