Perbedaan pendapat di dalam pelayanan adalah hal yang lumrah. Tidak mungkin kita selalu bisa sepakat dalam segala hal. Tapi saya jadi berpikir lebih jauh ketika menemukan banyak orang yang bahkan menyukai perbedaan pendapat! Alasannya perbedaan pendapat akan mempertajam keputusan kita, menolong kita berpikir lebih baik, dst.
Saya setuju! Kita perlu perbedaan pendapat. Orang yang maunya semua orang sama dengan dia bukanlah pemimpin yang baik. Tetapi saya merasa ada yang salah ketika orang sengaja membiarkan orang-orang yang akan berbeda pendapat masuk dalam satu tim tanpa berpikir apakah itu baik atau tidak. Biasanya alasannya: “Kita perlu orang yang kritis”, “Kita perlu orang yang berani bicara”, “Kita perlu orang yang bukan ‘Yes man’, “Justru bagus kalau ada orang-orang yang berani beda”.
Saya percaya perbedaan pendapat BISA baik, tapi tidak boleh ‘diagung-agungkan’ karena sebenarnya BELUM TENTU baik.
Ada perbedaan pendapat yang disebabkan oleh karakter yang buruk. Ada orang-orang tertentu, yang entah kenapa, memang suka dengan polemik. Selalu ada saja yang dia permasalahkan dan dia tidak ragu untuk mendamprat siapa saja. Ada orang yang berpikir dengan ‘aneh’, dan cara berpikirnya itu membuat dia melihat masalah dari sudut pandang yang salah. Celakanya biasanya orang seperti ini ngotot dengan pandangannya! Ada orang yang tidak pernah mau belajar melihat sudut pandang orang lain karena baginya selalu dirinya yang benar. Bagi saya perbedaan pendapat yang disebabkan oleh karakter yang buruk ini sama sekali tidak baik.
Ada perbedaan pendapat yang disebabkan oleh value atau konsep yang berbeda. Misalnya: Kalau yang satu berpikir “asal jemaat datang, ikut kegiatan, aktif pelayanan, that’s good, itulah pertumbuhan”, sementara yang satu lagi berpikir “that’s not good enough, pertumbuhan harus lebih dalam dari itu”. Maka keputusan dalam pelayanan pasti beda. Kalau perbedaan value-nya berkaitan dengan integritas, itu sangat.. sangat.. serius. Kalau perbedaannya dalam hal konsep, maka tergantung konsep apa yang menjadi perbedaan dan seberapa serius perbedaannya. Tapi percayalah, tidak gampang merubah value atau konsep seseorang, apalagi jika usia sudah lebih tua.
Ada perbedaan pendapat yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman yang berbeda. Misalnya: Orang yang pernah mengalami kesulitan keuangan yang parah dengan orang yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan pasti akan mengambil keputusan yang berbeda ketika berhadapan dengan bagaimana melakukan pelayanan diakonia. Orang yang banyak terjun ke ladang misi dengan orang yang tidak pernah tahu ladang misi pasti akan mengambil keputusan yang berbeda dalam mendukung pelayanan misi.
Silakan berbeda pendapat, tapi menurut saya syarat mutlak yang harus ada pada tiap anggota tim/pengurus/panitia/apa saja, adalah mereka harus teachable, humble dan loving each other.
Teachable – Betapa pentingnya ini. Kita tidak tahu segala hal. Apa yang menurut kita baik belum tentu selalu baik. Maka selalu mau belajar, mau mendengar, sangat penting.
Humble – Bagaimana mungkin kita bisa bekerja sama tanpa kerendahan hati? Kalau kita selalu punya agenda sendiri dan semua orang yang berbeda kita anggap menghalangi jalan kita, maka tidak ada kerja sama.
Loving each other – Bagi saya ini mungkin yang paling penting. Kita boleh berbeda pendapat tapi kalau kita tidak mengasihi satu sama lain, tidak menghargai, tidak berusaha menghindari pertengkaran, melihat orang lain sebagai ‘yang bisa dipakai’, maka semua bisa hancur. Seringkali orang sebut ini ‘spirit menjaga kesatuan’, tapi saya kira lebih dalam dari itu.
Saya simpulkan: Perbedaan pendapat BISA baik asalkan KARAKTER (teachable, humble, loving each other) orang-orang yang berbeda pendapat itu baik. Di luar itu, mencari orang-orang yang berbeda pendapat untuk dimasukkan dalam satu tim, akan menghancurkan tim itu.
Sebelum kita berkata perbedaan pendapat adalah hal yang baik, coba pikir dulu apa yang menyebabkan perbedaan pendapat itu? Sungguh, perbedaan pendapat BELUM TENTU baik! Adanya orang-orang yang ‘berani bicara’. ‘berani beda pendapat’, ‘kritis’, dalam tim BELUM TENTU baik! Lihat dulu apa yang menyebabkan dia berbeda.