Monday, February 13, 2012

Not Better Methods But Better People

E.M. Bounds, seorang pendeta yang hidup di abad 19 sampai permulaan abad 20, pernah mengatakan
kalimat:
People are God’s method. The church is looking for better methods; God is looking for better people.
Saya kira dia sangat benar. Gereja sering terjebak dalam mencari metode yang lebih baik. Walaupun apa itu yang ‘baik’ jarang kita rumuskan juga. Kita sering mencoba mencari, menyusun, memikirkan, berbagai metode yang menurut kita akan membuat lebih ‘baik’ dan kita berpikir bahwa dengan metode yang lebih baik maka pasti hasilnya akan lebih baik.

Jujur kita suka yang lebih banyak, lebih wah, lebih mengagumkan, atau dalam konteks gereja diterjemahkan sebagai: lebih banyak yang datang, lebih megah acaranya, lebih banyak hal yang kelihatan berhasil kita lakukan.

Sebagai gereja bukankah seharusnya kita berjuang supaya gereja kita menjadi better church - bukan dalam arti lebih bagus gedungnya, lebih variatif programnya, lebih banyak jemaatnya, tapi – dalam arti lebih menjalankan menjalankan hidupnya dan fungsinya seperti maunya Tuhan. Sebagai pengurus gereja concern kita adalah gereja harusnya seperti apa, idealnya gereja itu bagaimana, itu yang kita kejar. Bagaimana harusnya ibadahnya? Bagaimana harusnya persekutuan antar jemaatnya? Bagaimana harusnya pembinaan kepada jemaatnya? Bagaimana harusnya semangat pelayanan dan penginjilannya? Kejarlah itu, to be a better church!

Sebagai gereja bukankah seharusnya kita berjuang supaya tiap jemaat menjadi better people – dalam arti makin taat pada Tuhan, makin mengasihi Tuhan, makin menyembah Tuhan? Maka kita tidak puas dengan banyaknya orang yang datang, tetapi pertanyaan kita selalu adalah orang macam apa yang kita ‘hasilkan’? Sekian lama mereka ke gereja, apakah mereka menjadi better people? Kita sendiri jadi orang macam apa? Apakah jadi better people?

Maka saya kira banyak gereja punya tujuan yang salah: yang ‘wah’. Dan keyakinan yang juga salah: metode (atau program) yang baik pasti akan mencapai yang ‘wah’ itu.

Perjuangan kita akhirnya adalah mencari berbagai metode supaya kita berhasil. Bagaimana metode penginjilan yang sukses? Bagaimana program persekutuan yang berhasil? Bagaimana cara kerja gereja yang maju? Bagaimana lagu, alat musik, acara, dalam kebaktian yang menarik? Bagaimana… dan bagaimana… metode untuk ini dan itu…? Fokus kita adalah pada metode untuk tujuan yang ‘wah’.

Mengapa kita tidak berjuang untuk menjadi better church to produce better people?