Kuliah sudah berjalan 6 minggu. Saya masih semangat, walaupun tanda-tanda stress mulai nampak.
Yang unik adalah saya menemukan tanda-tanda itu juga muncul pada mahasiswa lain. Ada yang jenuh, ada yang mulai frustasi, ada yang sudah tidak tahu harus bagaimana. Kondisi ini wajar terjadi di sekolah theologia, tetapi yang agak unik adalah ini sudah terjadi hanya dalam waktu 6 minggu!
Sampai sekarang saya masih bisa menyelesaikan assignments yang diberikan. Tetapi saya tahu betul bahwa saya tidak on the pace. Di dalam pikiran saya, ada daftar HAVE TO:
I have to learn English (How come my English is so poor?)
I have to learn Greek (Anyway, I am a post grad student in New Testament!)
I have to study the ancient texts related to New Testament (That's the course I'm taking)
I have to read pastoral and spirituality books (I have to deepen my spirituality and pastoral heart)
I have to prepare sermons..
I have to take care of my congregations..
I have to manage church's activities..
Bagaimana mungkin ada begitu banyak hal yang HAVE TO DO?
Maka tiap pagi, saya menengadah dan mengangkat tangan minta kemurahan Tuhan. Saya tahu saya tidak akan mampu kerjakan semuanya dengan sebaik-baiknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tetapi saya minta pimpinan dan kemurahan Tuhan.
Bagaimana jalan keluarnya? Tidak tahu! Setiap kali saya dalam keadaan tidak-tahu-jalan-keluarnya, Mazmur 138:8 sangat menghibur saya:
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu!