Monday, September 05, 2011

Family Man - The Biography of James Dobson

Ini buku biografi paling tebal yang pernah saya baca, 393 halaman! Saya tertarik dengan kehidupan James Dobson karena saya mengenalnya dan mengaguminya melalui buku2nya.

Membaca buku ini membuat saya lebih ‘mengenal’nya, kehidupannya, karakternya, ethos kerjanya, pengaruhnya, kebiasaannya, dan beberapa nilai yang dia perjuangkan.

Dobson adalah seorang yang sangat besar dan juga pemimpin yang sangat besar. Dia memimpin organisasi pelayanan yang sangat besar di Amerika dengan ribuan karyawan - dengan gaya manajemen yang dia kembangkan sendiri. Salah satu sistem yang dia pakai disebut sebagai “hot pending”. Dia akan mengirim memo atau email dengan icon warna merah sebagai tanda bahwa dia minta itu dijadikan prioritas dan dia minta jawaban paling lambat 1 minggu. Dia mengontrol seluruh organisasi dengan cara itu. Cara yang efektif tapi tidak disukai oleh karyawannya.

Membaca mengenai gaya kepemimpinannya – dengan keunikan tersendiri - membuat saya menyadari bahwa tiap orang memang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Tidak semua orang akan cocok dan bisa bekerjasama dengan kita seperti juga yang terjadi pada James Dobson. Bukan berarti kita tidak perlu belajar memimpin dengan lebih baik, tapi sulit menetapkan gaya kepemimpinan mana yang lebih baik.

Sejauh ini dari apa yang saya baca dan pelajari, salah satu ciri dari para pemimpin yang sangat efektif – termasuk juga James Dobson – adalah sangat disiplin dalam memakai waktu. Dan ini juga saya temukan dalam kehidupan para scholars. Terlalu banyak yang harus dikerjakan, dan akan lebih banyak yang bisa dikerjakan dengan pemakaian waktu yang disiplin. Salah satu contoh betapa disiplinnya Dobson adalah ketika dia memutuskan untuk berolah raga rutin tiap pagi. Dalam waktu lebih dari 8 tahun, lebih dari 3000 hari, hanya 5 hari dia absen – 2 hari karena dia lupa dan 3 hari karena dia stroke! Saya jadi makin berharap saya juga bisa disiplin memakai waktu :-(

Ketika baru menyelesaikan Ph.D nya, Dobson berdoa kepada Tuhan:
“You’ve got people who are very willing to serve You, but they’re not qualified. And people who are very qualified who aren’t willing to serve. I now have a measure of qualifications, and I’m deeply willing. Please use me.”
Kehidupannya menunjukkan Tuhan menjawab doanya. Penulis buku ini, Dale Buss, menutup biografi Dobson dengan kalimat:
One at a time, he has treasured lives, touched lives, and even transformed lives for Christ. “This is a noble and gentle warrior,” says Representative Trent Frank, one of those lives. “I know the glorified Christ will look in his eyes and say, ‘Well done, good and faithful servant.’”
Walaupun banyak hal yang Dobson lakukan dan perjuangkan dalam hidupnya. Bagi saya yang paling berharga mungkin adalah sumbangsihnya dalam kehidupan banyak keluarga di banyak negara melalui tulisan2nya. Dan itu saja sudah membuat hidupnya sangat berharga.